REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kalimantan Timur menggelar acara doa untuk "pahlawan demokrasi". Mereka yakni bagian personel KPU setempat yang menjadi korban meninggal dunia saat bertugas melaksanakan Pemilu Serentak 2019.
Acara doa bersama dilaksanakan Jumat (3/5) di Aula KPU Kaltim Jalan Basuki Rahmat, Samarinda. Ketua KPU Kaltim, Rudiansyah kepada awak media di Samarinda, mengatakan bahwa sebanyak enam orang petugas KPU Kaltim yang meninggal dunia dan 46 orang yang jatuh sakit.
Ke-enam korban meninggal dunia merupakan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) di tingkat kelurahan dari beberapa petugas KPU Kab/ Kota di Kaltim. "Kami ikut berbela sungkawa atas meninggalnya rekan-rekan yang dengan tulus bekerja pada pemilu 17 April kemarin. Doa ini tentu bagian rasa simpati terhadap para pahlawan demokrasi yang lebih awal dipanggil oleh Ilahi," kata Rudiansyah.
Menurut Rudi, semuan korban meninggal dunia telah dimakamkan oleh keluarga dan kerabat masing- masing. Lalu masih ada yang menjalani perawatan di Rumah Sakit.
"Pemilu tahun ini merupakan tugas dan tangung jawab yang berat penyelenggara, dan itu dibeberkan dengan fakta ada ratusan orang yang telah meninggal diseluruh Indonesia pada saat bertugas," kata Rudiansyah.
Ia berharap para korban diampuni dosanya dan diberi kesabaran terhadap keluarganya yang ditinggal. "Kegiatan doa bersama digelar secara nasional oleh seluruh KPU, untuk mengenang para pahlawan demokrasi yang meninggal pada saat bertugas," tegasnya.