Senin 06 May 2019 09:57 WIB

Tanggal 5 Mei Diusulkan Jadi Hari Yatim Piatu

Anak yatim harus diperhatikan bersama.

Red: EH Ismail
Forum Komunikasi Doa Bersama (FKDB)
Foto: FKDB
Forum Komunikasi Doa Bersama (FKDB)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) mengusulkan kepada pemerintah agar menetapkan hari yatim piatu nasional. Permintaan tersebut dilandasi atas dasar pengamalan Pancasila dan amanat Undang-Undang Dasar (UUD 1945).

"Kami mengusulkan kepada pemerintah agar tanggal 5 Mei dijadikan sebagai hari Yatim Piatu," kata Ketua umum FKDB H Ayep Zaki didampingi Cucup Ruhiyat Ketua II FKDB yang membidangi masalah ekonomi dan Zaenal Mutaqin Direktur Bursa Tani Global Niaga  kepada wartawan di RM Handayani Prima, Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur, Senin (6/5).

Kedepan, kemiskinan dan kebodohan tidak boleh lagi di ada Indonesia. Pihaknya akan memberikan solusi kepada pemerintah agar kedua masalah itu bisa diselesaikan secara cepat.

Solusi pertama adalah penguatan sektor pertanian. Hal ini dilakukan dengan pemberdayaan petani di berbagai tempat. Edukasi dan inovasi sektor pertanian harus bisa diterapkan sehingga penghasilan petani semakin meningkat.

Kedua, fakir miskin dan yatim piatu harua benar-benar diperhatikan. "Bahkan, anak yatim piatu bisa menjadi pemilik saham diberbagai perusahaan yang ada di Indonesia".

Anak yatim harus diperhatikan bersama. FKDB tidak bisa sendirian. Harus bersinergi dengan berbagai pihak seperti swasta dan berbagai lembaga kemasyarakatan. Tokoh masyarakat, partai politik, pemerintah, dan semua elemen, harus bahu membahu menangani masalah itu.

Stigma yang selama ini melekat di masyarakat soal kebodohan dan kemiskinan harus benar-benar dihilangkan di tengah masyarakat . "Mohon maaf pemulung tidak boleh anaknya jadi pemulung. Artinya, harus ada perubahan pola hidup masyarakat kita kedepannya," jelas Zaki.

Sementara itu, Ketua II FKDB yang membidangi masalah ekonomi Cucup Ruhiyat mengatakan, sejak tahun 2005 hingga 2018 FKDB sudah membantu pemerintah dalam mengatasi masalah pengentasan kemisikinan dan anak yatim.

"Dari tahun 2005-2018 kami sudah membangun 244 unit usaha UMKM di Indonesia. FKBD juga sudah membangun 22 lembaga pendidikan dari PAUD hingga SMA. Sementara untuk anak asuh kita sudah mempunyai 1294 orang," kata Cucup Ruhiyat.

Terbaru kata Cucup, kita juga melakukan program Way Far di seluruh Indonesia. Program ini, kata dia, sangat releven diterapkan kepada masyarakat.

"Program Way Far dilatarbelakangi dari kesuksesan FKDB dari tahun 2005-2018. Jadi kita akan menampung dana dari para penyumbang atau donatur. Lantas, dana tersebut kita pergunakan dalam bentuk unit usaha. Baru, setelah itu kami salurkan kepada yang berhak menerima," jelasnya.

Cucup menjelaskan, pengeloaan lembaganya memang berbeda dengan organisasi sudah ada di Indonesia. Dirinya juga mengaku, FKDB akan transparan dalam mengelola keuangan.

"Kita tentu transparan semuanya. Kami menggunakan sistem yang update dan bisa diakses siapaun," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement