REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Warga Afrika Selatan melangsungkan pemilihan umum (pemilu) ke-6 untuk memilih presiden dan anggota parlemen, Rabu (8/5). Sekitar 26,8 juta pemilih akan memberikan suara di 22.925 tempat pemungutan suara yang dibuka sejak pukul 7.00, dan ditutup pukul 21.00 waktu setempat.
Pemilu yang digelar tersebut menandai 25 tahun setelah berakhirnya apertheid di negara tersebut. Namun, terlepas dari runtuhnya sistem diskriminasi rasial, negara itu tetap terbagi oleh ketimpangan ekonomi.
Aljazirah melaporkan, hasil cepat penghitungan suara akan diumumkan pada Kamis (9/5). Sementara, pengumuman resmi pemenang pemilu diumumkan pada Sabtu (11/5). Partai yang memenangkan sebagian besar kursi di parlemen memilih presiden, yang akan dilantik pada 25 Mei.
Pesaing utama dalam pemilu adalah African National Congress (ANC) yang berkuasa, Economic Freedom Fighters (EFF) dan Democratic Alliance (DA). ANC hampir pasti akan menang lagi. Namun, reputasinya telah rusak dalam 10 tahun terakhir oleh serangkaian skandal di bawah mantan Presiden Jacob Zuma. Zuma terpaksa mengundurkan diri pada 2018 dan saat ini diadili atas tuduhan korupsi.
Pengganti Zuma, Cyril Ramaphosa, memiliki citra yang lebih bersih. Tetapi, dia telah kehilangan suara dalam beberapa tahun terakhir oleh EFF. Pemimpin EFF Julius Malema, berjanji untuk mendistribusikan kembali tanah milik orang kulit putih dan menasionalisasi bank.
Sementara itu, DA, juga telah memainkan peran yang dominan. Dalam pemilihan kota terakhir, DA menang di dua kota utama, yakni Johannesburg dan Cape Town.
Di bawah sistem pemilihan Afrika Selatan, warga tidak memilih langsung untuk presiden. Tetapi, pemungutan suara untuk ANC, yang pada dasarnya adalah pemungutan suara untuk Ramaphosa. ANC merupakan partai yang mengakhiri rezim apartheid di negara tersebut.
Pemimpin DA, Mmusi Maimane, memberikan suaranya di Dobsonville di Soweto. Sedangkan, pemimpin ANC dan Presiden Cyril Ramaphosa diperkirakan akan memberikan suara sekitar pukul 11.00 waktu setempat di Soweto.
"Saya memilih karena saya ingin melihat perubahan dan kehidupan yang lebih baik untuk semua orang Afrika Selatan," kata seorang pemilih kepada Anadolu Agency setelah memberikan suaranya di Soweto.