REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibu yang juga bekerja di luar rumah sering kali dihinggapi rasa bersalah karena tidak bisa setiap saat menemani buah hati. Hal itu sesekali juga dirasakan Zoe Saldana, aktris sekaligus ibu dari tiga anak.
Di Hari Ibu, Saldana pun bertekad untuk punya waktu berkualitas bersama anak-anaknya. Ia mengatakan, sebagai ibu bekerja, ia dihadapkan dengan konflik batin. Di satu sisi, ia harus berangkat kerja dan memang ingin bekerja. Di lain sisi, ia ingin selalu berada dekat anak-anaknya.
Menurut Saldana, andaikan bisa memiliki lebih banyak waktu berkualitas dengan buah hatinya, ia tak akan merasa bersalah jika pada Hari Ibu ia memilih untuk pergi ke spa.
"Saya berharap saya memiliki lebih banyak waktu berkualitas dengan mereka sehingga pada Hari Ibu, saya bisa jadi ibu, saya bisa jalan-jalan dan pergi ke spa," kata bintang Marvel Cinematic Universe kepada People dalam Peluncuran Tiffany Cafe di Beverly Hills.
Saldana memiliki putra bernama Zen Anton Hilario yang berusia dua tahun dan anak laki-laki kembar Bowie Ezio dan Cy Aridio usia empat tahun. Istri dari Marco Perego itu mengaku anak-anaknya juga mungkin menginginkan hal serupa, yaitu bersama ibunya setiap saat.
Ketika tumbuh dewasa, anak-anak mungkin dapat memahami konsep waktu dan mereka benar-benar dapat merasakan ketidakhadiran ibunya. Momen mengharukan yang dialaminya juga saat di mana anak-anak mengatakan rindu jika ibu berusia 40 tahun itu pergi bekerja.
"Maka aku pun memberitahu mereka kalau aku juga sedih ketika aku tidak memiliki mereka. Saya menjadi emosional karena itu sulit," kata dia.
Menurut Saldana, komitmen adalah yang terpenting. Saat punya aktivitas masing-masing, mereka mungkin tidak bersama, tetapi ketika pulang mereka harus bersama-sama.
"Tetapi pada saat Anda berempati dengan mereka, kami menjadi tim seperti ini, "kamu pergi ke sekolah, saya pergi bekerja. Begitu pulang, kita akan berkumpul bersama," tambahnya.
Saldana juga tidak ingin anaknya merasa bahwa bekerja adalah sesuatu yang merenggut kebahagiaan. Ia ingin menanamkan pemahaman bahwa kerja adalah bagian dari kehidupan.
Jadi dalam keluarganya tidak pernah menggunakan pekerjaan sebagai alasan tidak punya waktu bersama. Ia mengatakan, harus bekerja, itulah yang harus dilakukan semua orang.
"Dengan begitu kita menciptakan rasa kewajiban ini, seperti bekerja adalah bagian dari kehidupan dan kehidupan adalah bagian dari pekerjaan," ungkapnya.