Jumat 10 May 2019 19:56 WIB

Di Tangan Mahasiswa UMY, Wayang Jadi Alat Pembelajaran TPA

Wayang dikenal tak hanya sebagai hiburan tetapi juga media dakwah.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Nashih Nashrullah
 Anggota Tim PKM-M Punakawan UMY memberikan pengajaran  kepada anak-anak TPA di Masjd At Taqwa, Desa Temuwuh Lor, Gamping, Sleman.  Pengajaran ini dilakukan menggunakan media dari wayang.
Foto: dok. Humas UMY
Anggota Tim PKM-M Punakawan UMY memberikan pengajaran kepada anak-anak TPA di Masjd At Taqwa, Desa Temuwuh Lor, Gamping, Sleman. Pengajaran ini dilakukan menggunakan media dari wayang.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Wayang merupakan salah satu budaya di Indonesia yang terus dipertahankan hingga saat ini. Wayang kerap digunakan sebagai media pembelajaran, bahkan media dakwah. 

Salah satunya, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang menggunakan wayang sebagai media pembelajaran di Tempat Pembelajaran Alquran (TPA). Kegiatan ini digelar di TPA yang berada di Desa Temuwuh Lor, Gamping, Sleman. 

Baca Juga

Kegiatan ini merupakan program tim kreativitas mahasiswa bidang pengabdian masyarakat (PKM-M) Punakawan UMY. Tujuannya dilakukan yakni untuk meningkatkan antusias anak-anak TPA di daerah tersebut untuk belajar Alquran. .  

Ketua PKM-M Punakawan UMY, Muhammad Ridhwan Satira Kumara, mengatakan banyak TPA yang ada di desa Temuwuh Lor. Salah satunya TPA yang ada di Masjid At Taqwa.   

Namun, proses pembelajaran TPA tidak berjalan dengan optimal. Hal ini dikarenakan kurangnya antusias belajar anak-anak TPA yang kurang. "Pengelola juga kurang aktif dan kurang kreatif dalam mengelola TPA," kata Ridhwan berdasarkan siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (10/5).  

Untuk itu, dia bersama timnya mencoba mengatasi masalah tersebut dengan memperkenalkan budaya wayang kepada anak-anak TPA. Kegiatan tersebut diberi nama Rihlah Budaya.   

Alasan dia dan timnya menggunakan wayang sebagai media pembelajaran karena melihat anak-anak yang mulai kehilangan pengetahuan terhadap nilai-nilai lokal. Melalui wayang ini, tidak hanya sebagai media pembelajaran agama, namun juga mengenalkan budaya dan nilai-nilai lokal. 

"Kami menemukan fenomena anak-anak mulai kehilangan pengetahuan dan penghayatan akan nilai-nilai kearifan lokal dari budaya jawa. Menurut kami hal ini dapat kami hubungan dengan permasalahan di TPA Masjid At Taqwa," kata Ridhwan. 

Selain itu, kegiatan ini juga dilakukan agar dapat meningkatkan kecerdasan spiritual anak-anak. Dan tentunya, meningkatkan efektivitas dan daya tarik pembelajaran Alquran di TPA. 

"Juga menanamkan nilai-nilai keislaman dan kearifan wayang Punakawan kepada anak-anak TPA," lanjutnya. 

Program ini telah dilakukan sejak Maret 2019. Telah ada beberapa kegiatan lain yang dilakukan seperti pengajian motivasi bagi orang tua untuk pendidikan agama anak. "Tim PKM-M Punakawan UMY ini juga telah mengembangkan materi dan metode pengajaran TPA dalam bentuk modul pembelajaran," ujarnya.  

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement