REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon anggota legislatif Partai Amanat Nasional, Eggi Sudjana memenuhi panggilan penyidik Polda Metro Jaya, hari ini terkait dugaan kasus makar. Eggi menilai jika dirinya ditahan sebagai tersangka dugaan makar, polisi melakukan tindakan kriminalisasi.
"Kalau ditahan, ya kriminalisasi terjadi. Itu tidak profesional dan tidak terpercaya," kata Eggi di Polda Metro Jaya, Senin (13/5) sore.
Eggi juga meminta agar polisi bersikap objektif dalam melakukan penyidikan terhadap kasusnya. Sebab, kata dia, polisi memiliki motto profesional, modern, dan terpercaya (promoter).
"Kita minta bapak polisi bersifat objektif. Anda (bapak polisi) sudah mengklaim jargon profesional, modern, dan terpercaya. Jadi, janganlah mengingkari jargon yang anda buat sendiri. Saya mau profesionalitasnya sampai dimana," papar Eggi.
Eggi memenuhi panggilan penyidik Polda Metro Jaya sebagai tersangka dugaan makar terkait seruan people power, Senin (13/5). Ia tiba di Polda Metro Jaya pukul 16.36 WIB ditemani tim kuasa hukumnya.
Saat dikonfirmasi mengenai alasan kedatangannya, ia mengaku ingin membuktikan kejujuran dan keadilan kepada penyidik. "Kalau saya malah terima kasih pada penetapan tersangka ini karena ini jadi peluang untuk membuktikan bahwa kejujuran dan keadilan bisa tampak," kata Eggi.
Seperti diketahui, Eggi ditetapkan sebagai tersangka dugaan makar terkait seruan people power. Polisi menyebut memiliki bukti permulaan yang cukup untuk menaikkan status Eggi dari saksi menjadi tersangka. Hal itu didapatkan setelah pemeriksaan saksi-saksi hingga barang bukti.
Pasal yang disangkakan adalah Pasal 107 KUHP dan/atau Pasal 110 KUHP jo Pasal 87 KUHP dan/atau Pasal 14 Ayat 1 dan Ayat 2 dan/atau Pasal 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana. Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Eggi Sudjana mengajukan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (10/5) melalui kuasa hukumnya, Pitra Romadoni Nasution.