Selasa 14 May 2019 19:15 WIB

Permintaan Darah di PMI Solo Meningkat, Stok Menipis

Permintaan darah rata-rata 100 kantong per hari.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Fernan Rahadi
donor darah
Foto: pmisolo.or.id
donor darah

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Permintaan darah ke Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kota Solo mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dalam sepekan terakhir. Stok darah di PMI mengalami penurunan cukup drastis akibat peningkatan permintaan darah tersebut. 

Sekretaris PMI Cabang Kota Solo, Sumartono Hadinoto, mengatakan, pada bulan puasa biasanya permintaan darah rata-rata 100 kantong per hari. 

"Ini tidak tahu kenapa sepekan kemarin permintaan darah 250 kantong per hari, hampir seperti kalau tidak puasa," kata Sumartono kepada wartawan, Selasa (14/5). 

Dia mengaku tidak mengetahui perihal meningkatnya permintaan darah dalam sepekan terakhir. Sumartono juga belum mengecek ke rumah sakit terkait peningkatan permintaan darah. 

Menurutnya, stok darah di PMI pada awal Ramadhan sebetulnya sudah berlebih. Jumlahnya lebih dari 4.000 kantong. Namun, dalam sepekan terakhir berkurang 1.500 kantong. Sehingga stok darah di PMI saat ini tinggal 2.500 kantong.

"Kalau permintaannya kembali normal 100 kantong per hari sampai lebaran kami perkirakan cukup, tapi kalau tetap 250 kantong atau hanya turun sedikit kan kami khawatir," katanya.

Oleh karena itu, PMI mengimbau kepada masyarakat yang ingin donor darah dipersilakan ke kantor PMI Cabang Kota Solo. Pelayanan donor darah dibukan selama 24 jam. Bahkan, dia memiliki ide donor darah setelah berbuka puasa selama bulan Ramadhan menjadi gaya hidup. 

"Kami siap tenaga sore, bahkan kalau komunitas-komunitas atau mahasiswa, kami yang menyiapkan takjil dari PMI," ujarnya. 

Meski demikian, tidak setiap warga bisa menjadi pendonor darah. Terlebih ketika siangnya menjalankan puasa. PMI tetap melaksanakan pemeriksaan secara medis untuk menentukan seseorang layak atau tidak menjadi pendonor darah. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement