REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto menyatakan sikapnya akan menolak hasil penghitungan suara Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono menilai, Prabowo hanya beretorika dan pernyataan tersebut sudah lebih dulu disampaikan oleh Prabowo.
"Kan dari awal sudah begitu. Sebelum pemilu sudah bilang gitu," kata Hendropriyono saat ditemui usai buka puasa bersama Presiden Jokowi di kediaman Ketua DPD Oesman Sapta Odang (OSO), Rabu (15/5).
Hendropriyono menanggapi santai terkait pernyataan mantan Komandan Jenderal Kopassus tersebut. Menurutnya, ungkapan Prabowo hanyalah retorika saja.
"Rakyat tenang aja, saya yakin, kita semua masih, bagaimana pun di lubuk hati di tiap kita adalah nasionalis. Masak kita nggak mau jadi bangsa Indonesia lagi, kan nggak mungkin. Ini hanya retorika saja," ucapnya.
Seperti diketahui, Prabowo pada Selasa (14/5), menyatakan penolakan terhadap perhitungan resmi yang dilakukan oleh KPU karena menurutnya penuh kecurangan. Sebaliknya, Prabowo-Sandi mengklaim dirinya memenangi Pilpres 2019 dengan perolehan suara 54,24 persen dan Jokowi-Ma'ruf Amin 44,14 persen.
Perolehan suara yang diklaim hasil perhitungan internal paslon 02 itu bertolak belakang dengan hasil Situng KPU yang sudah menembus 80 persen data masuk. Yakni, Jokowi-Ma'ruf Amin unggul dengan 56,26 persen dan Prabowo-Sandi kalah dengan 43,74 persen.