REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kapolda Jawa Barat Irjen (Pol) Rudy Sufahriadi meminta warga untuk tidak mengikuti ajakan aksi massa people power ke DKI Jakarta. Permintaan ini disampaikannya di sela-sela kunjungan silaturahim ke Pondok Pesantren Dzikir Alfath, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, Ahad (19/5) sore.
Kedatangan Kapolda Jawa Barat (Jabar) disambut Wakil Wali Kota Sukabumi Andri Setiawan Hamami, Kapolres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro, dan Dandim 0607 Kota Sukabumi Letkol Kav Mujahidin. Hadir juga sejumlah ulama Sukabumi
Menurut kapolda yang baru dilantik pada Kamis (2/5) lalu, kunjungannya juga untuk mendiskusikan tentang bagaimana pengamanan situasi di Jabar. Dia menyebut, informasi yang berkembang saat ini perlu ditanggapi dengan baik, khususnya mendekati hari pengumuman hasil pemilhan umum (pemilu) pada Rabu, 22 Mei 2019.
"Di media sosial selalu disebutkan people power dan itu tidak menguntungkan bagi keamanan di Jakarta dan seluruh Indonesia," kata Irjen (Pol) Rudy Sufahriadi, Ahad (19/5).
Dia menegaskan, konstitusi dan aturan perundang-undangan yang berlaku sudah memberi ketentuan bagaimana memperkarakan hasil pemilu. Karena itu, lanjut Rudy, warga sebaiknya tak ikut-ikutan gerakan semacam people power dalam menyambut 22 Mei mendatang.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Sukabumi Andri Setiawan Hamami mengatakan, kedatangan Kapolda Jabar dalam rangka syiar Ramadhan. "Diberikan informasi juga pengamanan di Jabar serta silaturahmi dengan tokoh masyarakat dan ulama," ujar Andri.
dia menyampaikan, situasi Kota Sukabumi sejauh ini dalam keadaan aman menjelang pengumuman pemilu 22 Mei mendatang. Meskipun begitu, dia tak menampik riuh-rendah informasi yang beredar di media sosial (medsos). Karena itu, warga diminta cermat dalam menyaring kabar berita.
Bagaimanapun, dia percaya TNI dan Polri kompak dalam mengamankan hari pengumuman hasil pemilu sehingga suasana yang kondusif dapat terjaga. Harapannya Sukabumi tetap aman serta tidak ada gangguan keamanan.