REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Anggota parlemen Afghanistan terlibat perkelahian di sidang pertama terkait pemilihan ketua parlemen yang baru, Ahad (19/5). Mereka bersidang untuk pertama kali sejak pemilihan yang rusuh tahun lalu.
Hasil penghitungan pemilihan parlemen yang berlangsung pada Oktober lalu rampung awal bulan ini setelah masalah organisasi, masalah teknis, dan tudingan kecurangan.
Insiden pada Ahad menggarisbawahi pergolakan dalam politik Afghanistan menjelang pemilihan presiden. Afghanistan berada dalam bayang-bayang pembicaraan antara para diplomat Amerika Serikat dan Taliban tentang kemungkinan penyelesaian konflik. Afghanistan mengalami konflik dengan Taliban selama 18 tahun.
Pada Sabtu pekan lalu, Mir Rahman Rahmani, seorang pengusaha terkemuka, mencalonkan diri menjadi ketua majelis yang berkursi 247. Perkelahian pecah antara para pendukung, yang menyatakan dia pemenang, dan para penentang mengatakan dia tidak memenuhi suara yang dibutuhkan sebanyak 124.
"Kami tak akan pernah menerima pemimpin baru dan harus ada pemilihan ulang dengan calon-calon baru," kata Mariam Sama, anggota majelis dari Kabul.
Video yang tersebar luas di media sosial menunjukkan perkelahian di antara para anggota parlemen. Anggota terlihat menghalangi kursi ketua untuk diduduki dan menyerukan pemungutan suara diulang.
Rahmani adalah ayah dari Ajmal Rahmani, pengusaha kaya raya yang dikenal dengan julukan "Ajmal lapis baja" karena bisnisnya menjual kendaraan antipeluru ke elite Kabul. "Dia sudah meraih mayoritas suara dan satu suara lagi bukan masalah, jadi dia ketua kami yang baru," ujar Nahid Farid, anggota parlemen dari Herat yang mendukung Rahmani.