REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Perdana Menteri India, Narendra Modi, akan mengadakan pembicaraan pada Jumat (24/5) waktu setempat untuk membentuk kabinet baru. Hal itu guna mengatasi ekonomi yang terganggu dan tantangan-tantangan lain yang dihadapi dalam periode kedua pemerintahannya setelah meraih suara mayoritas yang besar.
Data resmi dari Komisi Pemilihan menunjukkan Bharatiya Janata Party (BJP) yang dipimpin Modi meraih 296 dari 542 kursi yang diperebutkan dan naik dari 282 yang diraihnya pada 2014.
BJP akan memiliki suara mayoritas pertama di majelis rendah parlemen itu untuk sebuah partai sejak 1984. Suara pada pemilu akan sudah dihitung seluruhnya pada Jumat pagi.
Partai tersebut kembali fokus pada isu ekonomi yang mengalami pertumbuhan lamban ketika perang dagang Amerika Serikat-Cina terjadi dan harga minyak global naik lebih tinggi.
"Sementara gambaran makroekonomi kelihatan stabil dan menjanjikan, banyak segmen penting perlu dukungan dari pemerintah," kata Sekretaris Jenderal BJP Ram Madhav di sebuah kolum di harian the Indian Express.
"India tidak dapat sepenuhnya terisolasi dari perang dagang antara AS dan Cina atau konflik geo-strategi antara AS dan Iran," kata dia.
Pada Jumat, Seorang juru bicara pemerintah mengatakan Modi akan bertemu dengan para menterinya untuk membahas pembentukan sebuah kabinet baru. Dia belum menetapkan tanggal pelantikan pemerintahan itu, tetapi para pejabat BJP mengatakan dia diperkirakan akan bergerak cepat untuk menyusun kabinet baru.