Kamis 06 Jun 2019 04:14 WIB

Mencari Makanan Halal di Beijing, Sulitkah?

khusus restoran yang menyediakan menu halal, mereka memasang logo halal.

Red: Agung Sasongko
Pengunjung berpose di depan gerbang utama objek wisata Kota Terlarang, Beijing, beberapa saat setelah hujan salju, Kamis (14/2/2019) petang.
Foto: Antara/M Irfan Ilmie
Pengunjung berpose di depan gerbang utama objek wisata Kota Terlarang, Beijing, beberapa saat setelah hujan salju, Kamis (14/2/2019) petang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Salah satu pertanyaan saat bepergian ke luar negeri, terutama ke negara-negara yang penduduknya bukan Muslim, adalah soal makanan halal. Bagaimana cara mendapatkan makanan halal dan mengenali makanan halal di luar negeri amat penting bagi seorang Muslim. Seyogianya, seorang Muslim harus menjaga asupan apa saja yang masuk ke dalam tubuhnya adalah halal. Baik secara zat, maupun cara memperolehnya.

Jika kita menuju ke sebuah negara yang penduduk mayoritasnya bukan Muslim, rasa kehati-hatian memang harus ditingkatkan. Setidaknya, cobalah untuk mencari tahu terlebih dahulu bagaimana makanan halal yang ada di negara tersebut. Seperti saat Republika bertandang ke Xinjiang dan Beijing, Cina beberapa waktu lalu.

Saat di Xinjiang, kekhawatiran terhadap makanan halal tak terlalu mengemuka. Sebabnya, mayoritas penduduk di Xinjiang adalah Muslim. Cukup mudah menemukan restoran Muslim dan halal di sana. Hotel-hotel di Xinjiang pun juga menyediakan menu makanan halal bagi tamu-tamunya.

Namun, saat menuju Beijing, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan guna mencari makanan halal. Pertama, pastikan memilih hotel atau tempat penginapan yang menyediakan makanan halal. Republika menginap di Hotel Xinjiang Plaza Beijing, sebuah hotel yang bernuansakan etnik Xinjiang yang dominan Muslim. Restoran di hotel tersebut adalah restoran halal. Daging bakon, yang biasanya diolah dari daging babi disajikan dalam bentuk beef bacon, berasal dari daging sapi yang halal.