REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Inter Milan memasuki era baru seiring kedatangan Antonio Conte sebagai pelatih baru menggantikan Luciano Spalletti pada Jumat (31/5). Conte memilih Inter karena nama besar klub dan proyek mereka yang ambisius.
"Saya memilih Inter karena klub itu sendiri, basis proyek yang berkesan, dan betapa ambisiusnya Inter. Inter juga memiliki sejarah. Saya terkagum dengan semua hal itu," kata Conte dikutip dari laman resmi Inter.
Conte menandatangani kontrak berdurasi tiga tahun di Inter. Conte siap mengarungi petualangan barunya bersama La Beneamata. Rekam jejak pelatih berusia 49 tahun ini juga tak perlu diragukan lagi di lapangan hijau.
Conte pernah memimpin Juventus meraih tiga scudetto atau juara Seri A setelah sebelumnya sempat menukangi Arezzo, Bari, Atalanta, dan Siena. Ia meninggalkan Juventus pada musim panas 2014.
Conte kemudian menjadi pelatih tim nasional Italia selama dua tahun, membawa Gli Azzurri ke perempat final Piala Eropa 2016. Ia kemudian hijrah ke Chelsea dan melatih selama dua musim, mempersembahkan gelar Liga Primer Inggris dan Piala FA.
"Melalui kontribusi saya, saya akan berupaya untuk membalas seluruh kepercayaan yang presiden dan para direktur berikan kepada saya," kata Conte.
Presiden Inter Steven Zhang meyakini Conte akan membantu timnya mewujudkan ambisi berjaya di pentas Eropa. Menurut Zhang, Conte merupakan salah satu pelatih terbaik yang ada.
"Saya yakin dia akan membantu kami mencapai tujuan dan memenuhi misi kami. Satu hal yang akan selalu tetap sama, untuk menjadikan klub ini kembali menjadi salah satu klub terbaik di dunia," kata Zhang.
Sayangnya, berita Conte melatih Inter membuat penggemar Juventus marah besar. Lebih dari 3.000 fan Bianconeri menandatangani petisi penghapusan nama Conte dari stadion klub kebanggan Juventus.
Conte memiliki sejarah panjang dengan Juve. Sebagai pemain, ia meraih segalanya saat berkostum Si Nyonya Tua. Selama 13 musim, Conte mengawal lini tengah Juventus. Sejauh itu, ia tampil dalam 418 pertandingan di berbagai ajang dan mencetak 43 gol.
Itulah mengapa yang bersangkutan masuk jajaran legenda hidup La Vechia Omcidi. Pada 2010, nama Conte juga tertulis di Stadion Allianz. Akan tetapi, kini eks arsitek tim Chelsea itu bakal membesut Inter. Klub berjuluk Nerazzuri merupakan rival abadi Bianconeri. Ini bukan tentang persaingan di lapangan.
Rivalitas memanas ketika Juventus terkena skandal Calciopoli lebih dari satu dekade lalu. Saat itu dua gelar scudettoSeri A Juve dicabut dan diberikan ke Inter. Sejak saat itu La Beneamata dianggap Juventini sebagai 'pencuri'gelar klub.
Para penggemar Juventus menyinggung apa yang terjadi pada Zibi Boniek. Sosok yang pernah meraih segalanya di Juve itu tidak masuk dalam 50 tokoh yang namanya diabadikan di Stadion Allianz.
Menurut fan Juve, Boniek lebih pantas jadi legenda Si Nyonya Tua, ketimbang Conte. "Sejauh yang kami tahu, nama di stadion membuat seseorang menjadi Juventino (terikat dengan Ju ventus selamanya), bukan hanya masa lalu," demikian kutipan lain dari petisi tersebut.
Mantan bek Inter, Marco Materazzi mengomentari bergabungnya Antonio Conte dengan klubnya. Conte baru saja resmi menjadi pelatih Inter. Secara normatif, Materazzi berharap keputusan ini berdampak baik bagi klub. Kemudian, mampu menyenangkan Interisti.
"Saya berharap Conte dapat memenang kan hati penggemar," kata Materazzi. Ia menilai, bukan perkara mudah bagi Conte mewujudkan asa tersebut. Ini terkait hasrat untuk mendapat cinta dari fan La Beneamata.
Mauro Icardi
Kedatangan Conte dihubungkan dengan Masa depan Mauro Icardi di Inter. Namun, Conte masih enggan membicarakan nasib penyerang Argentina itu dalam skuatnya musim depan.
Dikutip dariFootball Italia, Conte mengaku belum memikirkan nasib Icardi. Ia pun membantah telah berbicara dengan Icardi terkait masa depannya di Inter. "Saya baru saja menghirup atmosfer Inter. Saya pikir sekarang sangat sulit untuk membicarakan ini, kata Conte. (frederikus bata/bayu hermawan/israr itah ed: citra listya rini)