"Dulu sebelum ada Jalan Tol Cipali tidak bisa main hape (smartphone) karena sibuk melayani pembeli, sekarang bisa jualan sambil santai, sambil main hape," kata Winda yang sudah berjualan tape singkong selama delapan tahun di jalur Pantura.
Jalur Pantura yang melintasi Desa Pangulah Baru di Kabupaten Karawang pada Jumat (31/5) sore cukup ramai dilewati para pemudik yang menggunakan sepeda motor dan mobil pribadi. Di samping jalan berjejer toko-toko sederhana yang menjual tape singkong dan makanan khas daerah lainnya.
Tape singkong yang digantung di dalam etalase sederhana nampak murung menanti pembeli datang. Pasalnya para pemudik hanya melirik tape singkong sambil memacu kendaraannya menuju kampung halaman. Sore itu memang hanya nampak satu sepeda motor dan satu mobil berhenti di depan penjual tape singkong yang berjejer di sepanjang jalan.
Para penjual tape singkong di pinggir jalan hanya duduk santai sambil memperhatikan para pemudik yang lalu lalang melintasi jalur Pantura. Tukang parkir pun tidak dibuat sibuk pada sore itu, sama murungnya dengan tape singkong yang sudah lama tidak ditawar pembeli.
Seorang penjual tape singkong, Winda (30 tahun) menceritakan, penghasilan penjual tape pernah mengalami masa keemasan saat Jalan Tol Cikampek - Palimanan (Cipali) belum ada. Saat musim arus mudik dimulai langsung banyak pembeli, penghasilan setia harinya pun lumayan besar.
"Dulu sehari bisa menang uang rada gede (cukup besar), sekarang mah sudah tidak mungkin dapat uang besar, jadi turunnya, sudah parah banget sih," kata Winda dengan ekspresi wajah dan nada mengeluh saat ditemui Republika.co.id di toko miliknya.