Selasa 04 Jun 2019 06:07 WIB

Melihat Gaya Arsitektur Masjid Kang Emil

Masjid dianggap wakil paling menonjol dari arsitektur Islam.

Gaya arsitektur masjid Masjid Al-Safar .
Foto: Didin Sirdjudin AR
Gaya arsitektur masjid Masjid Al-Safar .

Oleh: KH DidinSirojuddin AR, Pengasuh Pondok Pesantren Kaligrafi Lemka.

Tidak ada salahnya dengan nuansa segitiga yang memenuhi Masjid Al-Safar rancangan Kang Emil (Ridwan Kamil, Gubernur Jabar) di rest area KM 88 B tol Cipularang. Bentuk triangular atau piramida hanyalah pilihan, sama dengan diagonal, oxtagonal, hexagonal.

Arsitektur masjid tidak menentukan bentuk. Karena, yang membuat monumen itu dianggap "bangunan Islam" bukan bentuknya, melainkan tujuannya. Nabi SAW juga tidak melarang atau menyuruh (bentuk tertentu), yg berarti hukumnya "boleh" (مباح).

Kalau angka atau kata tiganya yang dipersoalkan, ini lebih tidak logis lagi. Hadis-hadis Nabi bahkan menyebut berkali-kali bila kata 'tiga' sebagai angka favorit. Saya sendiri mencatat lebih 20 hadis Nabi yg diawali kata ثلاث/ tsalas yg bermakna tiga.

Belum lagi kata ثلاث yg berada di tengah-tengah.
Mempertanyakan "Sebetulnya kita menghadap siapa, menghadap Allah atau segitiga tersebut?" sama dengan menuduh/meragukan atau mencurigai pelaku shalat, karena tidak pernah terlintas dalam pikiran Muslim utk menyembah benda apa pun selain Allah. Meskipun terhalang batu besar, meja, mobil, tembok atau "simbol segitiga", konsentrasi shalat pastilah hanya kpd Allah.

Menghadap Ka'bah pun tdk berarti menyembah benda kubus tersebut seperti disangkakan beberapa kalangan yang tiadk paham. Jadi, simbol segitiga atau apa pun, tidak ada urusan tepatnya tidak akan mengganggu arah kiblat.

Maka di sini 
penting sekali kita memahami seni Islam, wabilkhusus arsitektur masjid supaya ibadah menjadi terasa lebih indah dan tidak mudah menyalahkan.

Dan memang masjid dianggap wakil paling menonjol dari arsitektur Islam yang lain (seperti istana, benteng, pasar, makam, madrasah, dan karavanserai). Dlm lingkup masjid ada mihrab, mimbar, kubah, menara, dikkah, kursi, sampai pintu & jendela yg juga tidak ditentukan bentuknya.

Di sini, justru kita ditantang utk mengembangkannya atau menemukan berbagai bentuk baru. Berbeda dengan gaya arsitektur masjid Arab, Moor, Turki, Persia atau India yg ruang tengahnya sering ditutup kubah besar lengkap dengan penyangga-penyangga sisinya. Masjid gaya Indonesia dominan "beratap puncak piramida" yang khas.

photo
Gaya segitiga Masjid Masjid Al-Safar karya Ridwan Kamil.

Saya lihat hasil karya Kang Emil ini adalah perpaduan atau ramuan yg disesuaikan bentuknya dengan selera daerah. Lebih baik kita sambut ragam variasi hias ini, supaya kita menjadi kaya dan tambah luas wawasan.
In sya'a Allah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement