Selasa 04 Jun 2019 19:38 WIB

Mengenal Sistem Angka India

Catatan pertama tentang penggunaan nol di India ditulis pada abad ke-9.

India
Foto: [ist]
India

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pada sekitar 500 M, matematikawan India, Aryabhata, merancang sistem angka yang belum memiliki nol. Sistem tersebut adalah sebuah sistem posisional dan Aryabhata menggunakan kata ‘kha’ untuk menyebut sebuah posisi, yang kemudian mungkin digunakan sebagai nama untuk nol. 

Penjelasan lain tentang nol pada masa yang sangat awal ini adalah keberadaan bukti yang menunjukkan penggunaan titik dalam naskahnaskah lama India untuk menunjukkan tempat kosong dalam notasi posisi tersebut. Menariknya, di dalam dokumen-dokumen tersebut juga ditemukan simbol titik yang menunjukkan sesuatu atau bilangan yang tidak diketahui, yang kini biasa digambarkan dengan simbol “x”. 

Para ilmuwan dan matematikawan India pada periode selanjutnya memiliki sejumlah nama untuk nol dalam angka-angka posisional, tetapi tetap tidak memiliki simbol untuknya. Catatan pertama tentang penggunaan nol di India ditulis pada abad ke-9. Tertulis pada sebuah prasasti dari lempengan batu, catatan tersebut berisi keterangan yang menunjukkan tahun 876 M. 

Prasasti itu berkaitan dengan Kota Gwalior, 400 km sebelah selatan Delhi, di mana (menurut prasasti tersebut) orang-orang India membuat taman berukuran 187x270 hasta. Taman tersebut menghasilkan bunga yang dapat dirangkai hingga menjadi 50 karangan bunga setiap harinya untuk dipersembahkan ke kuil setempat. 

Dalam prasasti tersebut, baik angka 270 maupun 50, ditulis dalam bentuk hampir sama dengan angka yang kita kenal sekarang. Hanya, angka nol berukuran lebih kecil dan diletakkan sedikit lebih tinggi dari angka lainnya. 

Hingga titik itu, menurut JJ O’- Connor and EF Robertson dalam artikel A History of Zero, perkem bangan itu tidak menunjukkan bahwa nol serta-merta menjadi kandidat alami sebuah angka. Terlebih, sejak periode-periode sebelumnya, angka adalah kata-kata yang mengacu pada sekumpulan objek. 

Permasalahan kemudian muncul ketika ilmuwan tertentu mencoba memperhitungkan nol dan angkaangka negatif sebagai angka dalam interaksinya dengan operasi aritmatika, penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Tiga orang matematikawan India, Brahmagupta, Mahavira, dan Bhaskara, berusaha menjawab permasalahan tersebut. Mereka mencoba menyelesaikannya dalam tiga buku berbeda yang menjadi karya penting di bidang matematika kala itu. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement