REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Personel gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian dikerahkan untuk meredam konflik yang melibatkan warga dua desa di Kecamatan Siontapina, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. Polda Sultra mengatakan, kondisi saat ini sudah kondusif.
Kabid Humas Polda Sultra AKBP Herry Goldenhart mengatakan, personel Kepolisian dari Polres Buton, Polres Kota Babau dan Kodim Buton dikerahkan untuk meredam konflik antarwarga. "Sejak tadi siang situasi sudah kondusif. TNI-Polri bersama pihak terkait bersinergi meredam kesalahpahaman warga dua desa," kata Goldenhart di Kendari, Kamis (6/6) malam,
Kapolda Sultra Brigjen Pol Iriyanto dan Danrem 143 Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto saat ini berada dilokasi konflik yang berangsur kondusif. Informasi awal yang dihimpun penyelidik bahwa motif konflik yang mengakibatkan 87 rumah terbakar adalah sekelompok pemuda Desa Sampuabalo menggelar konvoi kendaraan bermotor serangkaian malam takbiran Idul Fitri memancing ketersinggungan warga Desa Gunung Jaya.
Kesalahpahaman warga dua desa berlanjut keesokan harinya atau seusai Shalat Idul Fitri hingga terjadi pembakaran puluhan unit rumah warga setempat. Goldenhart menambahkan korban meninggal dunia dari pertikaian warga dua desa sebanyak satu orang dan luka-luka dua orang karena disasar busur dan senjata tajam parang.
"Kami imbau warga yang bertikai untuk menahan diri. Kepolisian, TNI serta pemerintah daerah terus berupaya membangun rekonsiliasi demi kepentingan dan keselamatan warga," ujarnya.