REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sampah plastik masih menjadi persoalan yang serius di Indonesia. Guru Besar Manajemen Lingkungan Universitas Diponegoro, Sudharto P Hadi, membenarkan pernyataan yang menyebut bahwa Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia.
"Data tersebut memang benar data tersebut, tingkat pencemaran laut Indonesia sudah parah," ujar Sudharto kepada Republika.co.id, Kamis (13/6).
Menurut Sudharto, mengatasi permasalahan sampah plastik ini tidak cukup hanya dengan menerapkan konsep 3R (reuse, reduce, recycle). Dia mengungkapkan upaya 3R hanya bisa mengurangi volume sampah plastik sekitar 25 sampai 30 persen.
Selain 3R, Sudharto menegaskan, sampah juga perlu diolah, misalnya menjadi energi.
Upaya lainnya yang bisa membantu mengurangi volume sampah ialah dengan Bank Sampah.
Sudharto menyayangkan Bank Sampah belum tersedia secara masif. Ia melihat, sampai sekarang Bank Sampah hanya ada di permukiman masyarakat bawah saja.
"Keberadaan Bank Sampah harus diperluas, tapi sejauh ini tidak begitu mudah karena mengolah sampah di hulu itu hanya didorong kebutuhan," ujar Sudharto.
Menurut Sudharto, mengurangi sampah harus dibarengi dengan perubahan perilaku. Masyarakat harus mengurangi atau tidak menggunakan plastik.
Sejumlah daerah juga sudah ada yang menginisiasi peraturan pembatasan penggunaan plastik. Namun, menurut Sudharto, diet kantong plastik ini bisa berjalan efektif apabila menjadi gerakan sosial.