REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Islam memiliki catatan sejarah yang penting di Cina. Di Negeri Tirai Bambu tersebut, Islam telah masuk dan mewarnai kehidupan masyarakat sejak abad ke-7 Masehi. Ini berarti sudah 14 abad Islam berkembang di Cina. Tak heran bila hingga kini, cukup banyak penduduk Cina yang beragama Islam.
Kendati tak sebesar Indonesia, masyarakat Muslim di Cina sangat taat dalam menjalankan ibadahnya. Bahkan, di sejumlah daerah, terdapat perkampungan Muslim. Pusat-pusat ibadah juga tumbuh dengan cukup pesat.
Dari sekian banyak masjid yang ada di Cina, ada beberapa yang paling populer. Usianya rata-rata sudah ratusan tahun. Namun, hingga kini bangunan tersebut masih tegak berdiri. Arsitekturnya khas Cina dengan perpaduan gaya Arab. Lebih dari itu, masjid-masjid tersebut memiliki arti dan nilai sejarah yang sangat tinggi. N
Masjid Niujie Beijing
Masjid ini sangat terkenal di ibu kota Cina, Beijing. Bisa dikatakan masjid ini merupakan pusat komunitas Muslim di sana. Dalam sejarahnya, Masjid Niujie menjadi titik awal masuknya Islam ke Cina.
Masjid ini dibangun pada 996 Masehi atau tahun ke-14 masa pemerintahan Tonghe dari Dinasti Liao. Masjid Niujie terletak di Niujie (Jalan Sapi), Distrik Xuanwu, Beijing. Ini merupakan masjid yang paling tua dan terbesar di ibu kota Cina tersebut.
Arsitekturnya merupakan perpaduan antara gaya Cina dan Arab. Luasnya mencapai 6.000 meter persegi. Gerbang masuk masjid berhadapan langsung dengan tembok besar bertumpuan marmer berwarna putih. Terdapat pula menara pengamat bulan yang terletak di dalam kompleks berarsitektur heksagonal dan bertingkat dua. Di sebelah menara terdapat ruangan ibadah dan aula utama yang memiliki luas 600 meter persegi.
Masjid Huaisheng Guangzhou
Masjid tua ini dibangun di atas lahan seluas 2.966 meter persegi. Masjid Huaisheng juga dikenal sebagai masjid mercusuar atau menara api atau guangta. Sebab, di masjid ini terdapat menara guangta yang tingginya mencapai 36,3 meter persegi.
Menara masjid ini bentuk strukturnya sangat berbeda, yaitu silinder sederhana dengan kubah di bagian atas, merupakan bangunan berciri khas Arab.
Menurut catatan sejarah, masjid ini dibangun oleh sahabat Rasulullah, Sa’d ibn Abi Waqqas yang juga paman dari Nabi Muhammad. Dia ditunjuk oleh Rasul untuk menyebarkan Islam di dataran Cina.
Bangunan-bangunan di dalam masjid bentuknya lebih menyerupai kuil ketimbang masjid pada umumnya. Bila dilihat dari luar, masjid ini sangat indah dan megah dengan batu bata merah dan genteng berwarna hijau. Sedangkan, dekorasi di dalamnya cukup sederhana. Hanya ada tulisan dalam bahasa Arab yang merupakan kutipan ayat Alquran.
Masjid Raya Xi’an
Masjid ini terdapat di Kota Xi’an atau Chang’an. Masjid Raya Xian terbilang unik karena bentuk bangunannya lebih menyerupai kuil dibandingkan masjid. Menurut catatan yang tertulis pada sebuah kayu yang terletak di bagian interiornya, Masjid Raya Xi’an didirikan pada 742 Masehi. Saat itu, wilayah Cina berada di bawah kekuasaan Kaisar Xuanzong (685-762) dari Dinasti Tang (618-907).
Bangunan masjid ini kemudian mengalami renovasi pada masa pemerintahan Kaisar Hongwu dari Dinasti Ming. Tidak seperti kebanyakan masjid di Timur Tengah atau negara Arab lainnya, Masjid Raya Xi’an memiliki konstruksi dan gaya arsitektur yang berbeda, kecuali untuk beberapa huruf Arab dan dekorasi yang terdapat pada bangunan masjid. Masjid ini tidak memiliki kubah-kubah atau menara yang bergaya tradisional.