Ahad 16 Jun 2019 22:17 WIB

Banjir di Konawe Dilaporkan Mulai Surut

Tiga sungai di Konawe meluap setelah hujan deras terus mengguyur daerah itu.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Andri Saubani
Warga melintasi jembatan darurat yang baru dibuat akibat terus naiknya ketinggian banjir di Kelurahan Sampara, Konawe, Sulawesi Tenggara, Jumat (14/6/2019).
Foto: Antara/Jojon
Warga melintasi jembatan darurat yang baru dibuat akibat terus naiknya ketinggian banjir di Kelurahan Sampara, Konawe, Sulawesi Tenggara, Jumat (14/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, KONAWE -- Hujan deras terus mengguyur Kabupaten Konawe Utara dan sekitarnya. Akibatnya, tiga sungai meluap, yakni Sungai Lalindu, Sungai Walasolo dan Sungai Wadambali, dan merendam enam kecamatan, yaitu Kecamatan Andowia, Kecamatan Asera, Kecamatan Landawe, Langgikima,  Oheo dan Wiwirano.

“Saat ini kondisi air di Konawe Utara secara umum sudah mulai surut, namun belum dapat diakses dengan mudah lantaran masih terendam lumpur,” ujar Imam Rulyawan, Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi melalui keterangan yang diterima Republika, Ahad (16/6).

Selain menyalurkan bantuan bagi para pengungsi, berupa makanan, air bersih, pakaian dan obat-obatan, Dompet Dhuafa juga mengisi  kegiatan pada korban dengan menggelar acara Minggu Ceria.

“Kegiatan ini sebagai penanggulangan dampak psikologis dengan melibatkan anak-anak korban banjir,” lanjut Imam.

Berdasarkan data yang diperoleh Dompet Dhuafa, sejak Sabtu, (15/6) kemarin, banjir di Kecamatan Abuki sudah mulai surut, dan aktivitas masyarakat mulai berjalan normal. Selain itu, kondisi di Kecamatan Asinoua juga berangsur pulih, namun sejumlah lahan pertanian dan jalan penghubung mengalami kerusakan cukup parah akibat terjangan banjir.

Dalam memulihkan kondisi masyarakat korban banjir di Konawe, Disaster Management Center ( DMC ) Dompet Dhuafa melalui gerakan #jangantakutberbagi telah mendistribusikan bantuan kepada korban di sejumlah wilayah di Sulawesi tenggara yang terendam banjir. Tim respon bencana DMC Dompet Dhuafa sendiri mendirikan tiga posko bantuan, yakni Pos Kendari di Talk Cafe untuk pengumpulan donasi bantuan, Pos Pondidaha untuk layanan pengungsian, dan Pos Relawan.

Berdasarkan data BNPB periode 11 Juni 2019, tercatat 1.598 KK atau 5.703 jiwa di 42 desa dan tiga Kelurahan di enam Kecamatan tersebut kehilangan tempat tinggal karena luapan banjir. Sedangkan di Kecamatan Wiwirano, terdapat tiga desa yang masih dalam proses pendataan.

Dari segi bangunan, terdata 1.396 unit rumah, 28 Gedung Sekolah, dua kantor desa, dan dua Gedung Balai Desa yang terendam air dan lumpur. Selain itu ada 202 unit rumah hanyut oleh banjir. Selain itu terdapat empat jembatan dan seruas jalan trans Sulawesi yang rusak.

Saat ini kondisi air di Konawe Utara secara umum sudah mulai surut, namun belum dapat diakses dengan mudah. Semua lantaran masih terendam lumpur. Dari pos Dompet Dhuafa menuju ke sejumlah titik bencana membutuhkan waktu kurang lebih 4 jam melalui jalur Meluhu.

“Kondisi Kecamatan Asera, Konawe Utara, air sudah surut, akses jembatan terputus. Satu-satunya akses hanya bisa dilalui menggunakan motor atau jalan kaki,” terang Imam.

Kebutuhan darurat bagi para pengungsi saat ini berupa makanan, air bersih, pakaian dan obat-obatan. Hingga berita ini diturunkan, masih banyak kebutuhan dasar dan mendesak belum terpenuhi bagi masyarakat terdampak banjir Konawe dan Samarinda.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement