REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai harapan disuarakan pasca-pemilihan umum (pemilu) 2019. Di antaranya datang dari organisasi masyarakat (ormas) Islam, Muhammadiyah.
Menurut Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu''ti, tidak akan terjadi kerusuhan massa jika kubu Joko Widodo dan Prabowo Subianto mampu mendinginkan massa. Apalagi, konteksnya kini adalah proses sidang perkara perselisihan hasil Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Saya kira sudah ada imbauan ya dari Pak Prabowo maupun Pak Jokowi, khususnya dari Pak Prabowo sudah ada imbauan khusus yang disampaikan lewat video, agar tidak ada perlu pengerahan massa," kata Abdul Mu''ti di sela-sela Silaturahim Idul Fitri 1440 Hijriyah PP Muhammadiyah di Jakarta, Senin (17/6).
Lebih lanjut, dia juga mengapresiasi Prabowo yang mengajak pendukungnya untuk mempercayakan proses kepada pembela atau kuasa hukum yang sudah ditunjuk mengajukan gugatan ke MK.
Menurut dia, proses penyelesaian secara konstitusional seperti di MK merupakan salah satu cara damai sehingga memberi suasana kondusif ke situasi kebangsaan.
Untuk itu, Mu''ti mengajak setiap pihak mempercayai kinerja MK. Sementara itu, MK harus bekerja secara profesional, transparan dan terbuka sehingga hasil keputusannya dapat diterima semua pihak.
Proses penyelesaian melalui MK, kata dia, harus disikapi dengan jiwa yang besar oleh setiap pihak apapun hasilnya.
"Saya kira kita semuanya pada akhirnya permasalahan sengketa Pemilu ini diselesaikan di jalur konstitusi, kami mengapresiasi, semua pihak mengapresiasi Pak Jokowi dan Pak Prabowo dan semua pendukungya yang telah berjiwa besar dan memilih untuk menyelesaikan persoalan sengketa pemilu, khususnya pilpres melalui MK," katanya.