Selasa 18 Jun 2019 03:15 WIB

Menkeu Sebut Ada 2 Terobosan Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Pemerintah masih fokus meningkatkan infrastruktur.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan pendapat saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/6/2019).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan pendapat saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, ada dua terobosan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Terobosan itu yakni mendorong supply side dengan tetap menjaga momentum dari agregat permintaan.

Untuk supply, Sri menjelaskan, faktor yang memegang peranan paling penting adalah tenaga kerja dan teknologi. Keduanya mempengaruhi produktivitas dan daya saing Indonesia, terutama di pasar global.

Baca Juga

Oleh karena itu, Sri menuturkan, pemerintah fokus dalam fiskal instrumen Sumber Daya Manusia (SDM). Termasuk di antaranya memperbaiki kualitas SDM untuk memperbaiki kesejahteraan melalui perbaikan upah tanpa mengurangi peningkatan daya saing.

"Rumit, tapi harus dilakukan," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin (17/6).

Di sisi lain, Sri menambahkan, pemerintah juga masih fokus meningkatkan infrastruktur. Tapi, pemerintah tetap berhati-hati meningkatkan capital lewat infrastruktur mengingat rasio incremental capital output ratio (ICOR) terbilang tinggi, yakni 6,3.

ICOR bisa menjadi salah satu parameter yang menunjukkan tingkat efisiensi investasi di suatu negara. Semakin tinggi nilai ICOR semakin tidak efisien suatu negara untuk investasi. Nilai ICOR di Malaysia dan Thailand sendiri lebih rendah, yaitu 4,6 dan 4,1.

Peningkatan sisi produksi juga tergantung dari teknologi yang menciptakan inovasi dan produktivitas. Oleh karena itu, Sri menuturkan, tema APBN sangat konsisten dengan kebutuhan Indonesia untuk menyelesaikan masalah struktural di supply side.

Sementara itu, dari sisi permintaan, pemerintah terus menggenjot konsumsi, investasi maupun ekspor. Pacuan terhadap investasi dilakukan melalui aplikasi kebijakan fiskal, termasuk melalui insentif pajak. "Dukungan dari special mission vehicle (SMV) juga dilakukan," kata Sri.

Selain itu, Sri menambahkan, kebijakan non fiskal juga terus diaplikasikan. Misal, pasar tenaga kerja, kebijakan pemerintah daerah dan makro ekonomi seperti moneter serta menjaga stabilitas politik.

Di sisi ekspor, perbaikan manufaktur terus dilakukan. Pemerintah memanfaatkan SMV seperti Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk memberi dukungan modal terhadap industri. Selain itu, fiskal tools dalam pengembangan promosi pariwisata tetap diberikan.

Sri menambahkan, instrumen fiskal juga perlu diharmonisasikan dan digunakan sebagai insentif bagi daerah untuk menarik investasi. Oleh karena itu, pemerintah nantinya akan melakukan redesign dari beberapa instrumen transfer ke daerah dan dana desa (TKDD).

"Terutama yang berhubungan dengan peningkatan investasi," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement