REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Lantunan ayat suci Alquran oleh Sri Ayuni Wulansari dan M Fikri Yudha mengawali halal bihalal SMA Bina Insani di Masjid Al Ikhlas Bosowa Bina Insani, Bogor, Jawa Barat. Semua siswa SMA kelas X dan kelas XI, serta guru dan staf menghadiri acara yang diselenggarakan Parents Association Bosowa Bina Insani (PABBI) SMA Bina Insani, Senin (17/6).
Ketua PABBI, Nevita Retno Rahadjadmi, berharap melalui kegiatan ini terwujudkan ukhuwah yang lebih akrab. "Ramadhan saatnya membakar dosa, setelahnya kita saling bermaafan dan memanfaatkan bulan berikutnya untuk terus beribadah sehingga kita senantiasa berada dalam ridha Allah,” kata Nevita seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Dalam kesempatan tersebut, PABBI mengundang Ustaz Hilman Fauzi MSi, MESy untuk memberikan tausiah mengenai tema "Kemenangan sejati bermula dari ketulusan hati".
Kepala SMA Bina Insani, Dedi Supriyadi mengatakan, tausiyah yang diisi oleh Ustaz Hilman Fauzi menyempurnakan halal bihalal. Siraman rohani tersebut sebagai bekal beribadah 11 bulan berikutnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya segera mengganti utang puasa, sebab umur tidak terduga. Jangan sampai wafat dalam keadaan meninggalkan utang puasa.
“Puasa bukanlah tujuan namun jalan atau toriqoh untuk menjadi manusia yang lebih baik. Bebas dari penyakit hati, bersih dan tulus ikhlas. Seseorang tidak akan meraih kemenangan bila tidak didasari ketulusan hati,” papar Dedi.
Suasana halal bihalal SMA Bosowa Bina Insani, Bogor.
Ustaz Hilman Fauzi membuka tausiahnya melalui cerita pengalaman pergi ke Amerika dan kisah hidup dirinya yang selalu mendapat beasiswa saat mengenyam pendidikan selama ini. Hilman berpesan, "Dengan cinta maka akan kreatif dan menjadi pintar. Apalagi disertai hati bersih dan niat tulus. Paling penting adalah doa kepada Allah. Semua karena cinta menjadi mudah."
"Seseorang berhasil saat Ramadhan dilihat dari kualitas ibadah setelahnya. Berbagai ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan terus dilanjutkan. Puasa wajib, taraweh, baca Alquran, terus dilanjutkan melalui puasa sunah, tTahajud dan khataman Alquran,” tambahnya.
Ustaz Hilman juga menuturkan "Segala kemudahan, keberkahan dalam hidup kita adalah balasan kebaikan yang kita berikan. Resepnya adalah terima kasih. Seberapa banyak yang kita ingin terima tergantung seberapa banyak yang kita kasih. Yakinlah tidak ada balasan kebaikan selain kebaikan juga. Jadilah orang gemar memberi baik materi, tenaga waktu, atau bila tidak punya apapun, berilah doa."
Ia menyebutkan, ciri berhasilnya Ramadhan adalah orang menjadi baik hati, lebih baik dari sebelumnya, dan memiliki akhlak hebat yaitu menahan amarah. Tadinya pemarah menjadi pemurah. Seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW yang tidak pernah marah. Bilapun tidak berkenan tidak menggunakan amarah, teguran halus tetapi mengena. Indah. Kesabaran tingkat tinggi.
Ciri lainnya, kata Ustaz Hilman, adalah mampu memaafkan orang lain. Ikhlaskan, maafkan, kemudian nolkan. Sifat pemaaf Bilal harus menjadi contoh karena hal itu menjadi tiket dirinya masuk surga. Oleh karena itu, maafkanlah kesalahan orang lain. Khawatir ada salah orang lain yang belum kita maafkan akan menjadi penghalang kita masuk surga, audzubillahi min dzalik," pungkasnya.