Kamis 20 Jun 2019 08:01 WIB

Korlantas: Rest Area Masih Jadi Simpul Kemacetan Pemudik

Perlu rest area alternatif untuk mengantisipasi kemacetan pada arus mudik dan balik.

Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Irjen Refdi Andri
Foto: dok. Korlantas
Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Irjen Refdi Andri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri) Irjen Refdi Andri mengungkapkan rest area masih menjadi titik kemacetan ruas tol selama arus mudik dan arus balik Hari Raya Idul Fitri 2019. Ia berharap rest area menjadi lebih baik pada arus mudik dan balik tahun depan.

"Tadi juga sudah saya sampaikan mungkin bisa kita tetapkan jarak tertentu ada juga rest area tertentu yang hanya menyiapkan item tertentu," ujar Refdi di Kantor Staff Kepresidenan Bina Graha, Kompleks Istana Presiden, Jakarta, melalui siaran pers Forum Merdeka Barat 9, Rabu (19/6).

Baca Juga

Karena itu, kata dia, dibutuhkan rest area alternatif untuk mengantisipasi kemacetan pada arus mudik dan arus balik. Menurut Refdi, rest area alternatif hanya akan menyediakan sarana tertentu, seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan toilet. Berbeda dengan rest area utama yang memfasalitasi tempat makan dan jajanan.

"Bisa saja 50 kilometer yang disiapkan di sana itu adalah bahan bakar, kemudian ada top up kartu elektronik, ada pelayanan kerusakan ringan, toilet, dan lain-lain," jelas Refdi.

Rest area ini dirancang untuk menghindari penumpukan di rest area utama sesuai dengan pengalaman pergerakan masyarakat yang mudik atau pun balik agar selalu siap sedia makanan minuman ringan di perjalanan. "Berbeda dengan keperluan bahan bakar dan kondisi fisik pemudik yang berubah-ubah selama perjalanan. Karena kita lihat kebutuhan BBM, kartu elektronik, kesehatan, tidak bisa ditunda, termasuk buang air. Kalau sudah kebelet nggak bisa diwakilkan kepada siapapun. Dan tidak ada satu pun yang mau mewakilkan," katanya.

Selain itu, Kakorlantas Polri menyesalkan adanya sebuah insiden lalu lintas, yakni seorang pengemudi mobil yang nekat menerobos jalur saat rekayasa lalu lintas one waydiberlakukan di Tol Cipali. "Yang kita sayangi kemarin saat one way ada orang vang pindah jalur seenaknya. Itu sulit dilakukan tindakan. Saat dilakukan tindakan, itu akan menjadi macet. Caranya pencegahan akan dilakukan patroli, upaya preventif," katanya.

Upaya lainnya yang dilakukan Kakorlantas Polri, kata dia, perlu adanya peningkatan rambu-rambu di Tol Cipali, terutama pembatas jalan agar kejadian serupa tidak terulang. "Yang pertama rambunya, markanya, penerang jalannya, kemudian cahaya memberikan reflektor sehingga siapa pun yang bergerak pada ruas jalan tersebut akan tahu bahwa ini adalah pembatasnya," ujar Refdi.

Kakorlantas Polri pun mengungkapkan perlu ada kajian dari kejadian pindah jalur yang melanggar aturan agar tidak terulang kembali. "Kemudian juga membuat median jalan ini juga sangat penting dan mudah-mudahan apa yang terjadi ini dapat kita dilakukan kajian lagi tentu pada saatnya nanti akan menjadi lebih baik lagi untuk tahun-tahun ke depannya," ungkap Refdi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement