Sabtu 29 Jun 2019 16:06 WIB

Dubes Irak: Peringatan KAA Eratkan Tali Persaudaraan

Peringatan Asia Afrika Festival ini diawali dengan para delegasi dari 19 negara.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah peserta menggunakan baju adat negara Konferensi Asia Afrika mengikuti Upacara Peringatan Hari Solidaritas Asia Afrika di Lapangan Aula RW 05, Astana Anyar, Kota Bandung, Rabu (24/4).
Foto: Republika/Abdan Syakura
Sejumlah peserta menggunakan baju adat negara Konferensi Asia Afrika mengikuti Upacara Peringatan Hari Solidaritas Asia Afrika di Lapangan Aula RW 05, Astana Anyar, Kota Bandung, Rabu (24/4).

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggelar Asia Africa Festival (AAF) 2019. Delegasi dan tamu dari negara-negara Asia Afrika hadir mengikuti puncak acara peringatan AAF 2019, Sabtu (29/6).

Mengusung tema solidaritas untuk Palestina, para delegasi ini berjalan kaki menuju Palestine Walk yang berada di depan Alun-Alun Kota Bandung. Aksi Solidarity Walk ini menjadi bentuk dukungan negara-negara Asia Afrika untuk kemerdekaan Palestina.

Baca Juga

Sejumlah negara sahabat yang hadir tersebut di antaranya, Jepang, Maroko, Tunisia, Sudan, Aljazair, Ethiopia, Irak, Palestina, Mozambik , Zimbabwe, Nigeria, Myanmar, Libia, Laos, Afganistan, Kuait, Mesir dan Afrika Selatan. 

Duta Besar Irak untuk Indonesia, Abdullah Hasan Saleh sangat mendukung peringatan Konferensi Asia Afrika untuk mengenang kembali sejarah dunia di masa lampau. Menurutnya, momentum ini harus dimaknai dengan mengeratkan tali persaudaraan antarbangsa Asia dan Afrika. Ia pun mengapresiasi perhelatan acara ini sebagai jembatan untuk mencapai tujuan tersebut.

"Kami berharap kegiatan ini bisa meningkatkan semangat solidaritas bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk mewujudkan perdamaian di dunia," katanya.

Peringatan Asia Afrika Festival ini diawali dengan para delegasi dari 19 negara beserta sejumlah kepala daerah yang menyusuri Jalan Alun-alun Timur saat memulai aksi solidaritas untuk Palestina. Koridor Palestine Walk yang dibuat pada 2018 lalu pun disiapkan secara istimewa menggunakan karpet merah. Sejumlah delegasi juga tak ingin ketinggalan mengabadikan momentum tersebut menggunakan telepon seluler pribadinya.

Setelah berfoto, masing-masing delegasi kemudian mengikuti pelepasan burung merpati yang menjadi acara utama dari aksi solidaritas untuk Palestina. Pelepasan burung ini merupakan simbol dukungan terhadap kebebasan dan kemerdekaan negara Palestina.

Wali Kota Bandung Oded M. Danial mengatakan AAF memang digelar untuk terus menggelorakan semangat perdamaian. Hal ini seperti pada nilai-nilai yang tertanam melalui sejarah diselenggarakannya KAA pada 1955 lalu.

"Kita terus menggelorakan tentang semangat konferensi asia afrika tahun 1955 yang luar biasa ini. Kita berharap mudah-mudahan setiap ada event karnaval seperti ini bukan hanya sekadar ajang silaturahmi tapi juga bisa menghadirkan berbagai seni budaya di seluruh Indonesia bahkan internaisonal di Asia Afrika ini," tutur Oded.

Ia juga berharap Palestina yang juga termasuk dalam negara Asia Afrika bisa segera mendapatkan kemerdekaannya. Kemudian semangat perdamaian bisa terus digelorakan sehingga tidak ada lagi perang dimanapun.

Sebelum puncak acara AAF 2019 ini, para delegasi dan tamu undangan mengikuti Gala Dinner yang menjadi pembuka rangkaian perhelatan peringatan peristiwa Konferensi Asia Afrika di Balai Kota Bandung, Jumat (28/6) malam. Para delegasi dari negara-negara Asia Afrika dan beberapa kota/kabupaten se-Indonesia hadir disambut oleh Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana.

Para delegasi berangkat dari hotel menuju Balai Kota menggunakan Bandros, kendaraan wisata primadona Kota Bandung. Saat tiba di Balai Kota, para delegasi disambut dengan pemasangan iket Sunda oleh panitia dan para duta wisata.

Iket Sunda itu seolah menjadi penanda sekaligus ucapan selamat datang kepada para delegasi di Tanah Pasundan, Kota Bandung, Jawa Barat. Para duta besar pun tampak senang menggunakan aksesoris kepala yang sarat makna itu.

Dekorasi minimalis yang cantik ditambah alunan musik dua warna, tradisional Sunda dan modern, juga mengiringi kedatangan para tamu. Mereka lantas disuguhi aneka kreasi kudapan khas nusantara, seperti sup ikan nelayan, ikan dan daging bakar, serta sajian peuyeum kriuk.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement