Senin 01 Jul 2019 17:37 WIB

Bantuan Air Bersih Belum Tiba, Warga Cilegon Susuri Hutan

Warga Cilegon menyusuri hutan demi mendapatkan pasokan air bersih.

Ilustrasi kekeringan.
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Ilustrasi kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON -- Warga Kampung Watu Lawang dan Pasir Salam, Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon harus menempuh perjalanan cukup jauh dengan menyusuri hutan untuk mendapatkan air bersih. Mereka sudah kesulitan mencukupi kebutuhan air bersih sehari-hari akibat musim kemarau yang menyebabkan sumur warga kering.

Pantauan di lapangan, Senin, sejumlah warga dari Watu Lawang dan Pasir Salam, terlihat berjalan menyusuri hutan untuk mencari genangan sumber mata air. Hayubi, salah seorang warga Watu Lawang mengaku menempuh perjalanan satu jam dari rumahnya agar bisa mendapatkan air bersih untuk memenuhi keperluan mandi dan cuci saja.

Baca Juga

Menurut Hayubi, kekeringan yang telah berlangsung selama dua pekan terakhir. Sumber air bersih yang ada di hutan menjadi satu-satunya andalan warga empat kampung.

"Ya beginilah kalau lagi musim kemarau, air susah. Sudah biasa ini dari kemarin bersama warga rebutan air antre isi jeriken, karena sumbernya memang ini satu-satunya untuk warga empat kampung," katanya.

Hasanah, seorang warga lainnya menjelaskan, bersama warga lainnya memilih mencuci dan mengambil air lebih siang. Dengan begitu, mereka tidak terlalu berebut air dengan warga lainnya.

"Kalau sore atau pagi itu ramai. Sementara genangan sumber air juga sedikit, makanya saya pilih siang," katanya.

Lurah Gerem, Deny Yuliandhi mengaku sudah menyurati sejumlah instansi terkiat agar bisa memberikan air bersih yang layak. Akan tetapi, bantuan air bersih yang diharapkan tidak juga kunjung datang.

"Di wilayah kami ada dua kampung atau dua RT yang mengalami kekeringan, yakni di Watu Lawang ada 130 KK dan Pasir Salam ada sekitar 80 KK," ungkapnya.

Menurut Deny, kedua kampung tersebut letaknya paling jauh dari sumber mata air. Mereka harus ke perkampungan sebelah, turun ke bawah gunung di Kemelaka, untuk mendapatkan air yang debitnya pun tak banyak.

"Kami minta ke BPBD Cilegon tapi diberi air kemasan, makanya kami sekarang minta ke PDAM semoga sesuai harapan," katanya.

Camat Pulomerak Muhamad Hatta menjelaskan, kekeringan di wilayah Cilegon tidak hanya terjadi di wilayah Kecamatan Grogol, tetapi juga sebagian wilayah Kecamatan Pulomerak, yang terjadi seperti di wilayah Gunungbatur, Tembulun, dan Cipala.

"Iya kekeringan juga melanda wilayah pulomerak, tapi ini memang sudah biasa terjadi tiap tahunnya di musim kemarau," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement