Kamis 04 Jul 2019 23:06 WIB

Internal KPK yang Daftar Capim KPK

Salah satunya adalah Laode M Syarif.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Ketua KPK, Laode Muhammad Syarif (kanan) bersama koalisi dari masyarakat sipil lintas elemen menggelar aksi di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (15/1/2019).
Foto: Antara/Reno Esnir
Wakil Ketua KPK, Laode Muhammad Syarif (kanan) bersama koalisi dari masyarakat sipil lintas elemen menggelar aksi di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (15/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M Syarif mencalonkan diri kembali sebagai calon pimpinan KPK jilid V periode 2019-2023. Syarif mengaku mendaftar di akhir-akhir penutupan pendaftaran. "Akhirnya daftar last minute," ujar Syarif saat dikonfirmasi, Kamis (4/7).

Syarif juga memperlihatkan sebuah foto formulir pendaftaran. Berdasarkan foto tersebut, Syarif mendaftar pada pukul 03.48, atau 15.48 WIB.

Baca Juga

Ia mengaku, alasan dirinya untuk kembali bertarung dalam menduduki jabatan pimpinan di Gedung Merah Putih lantaran ingin menyempurnakan yang menurutnya belum tercapai selama empat tahun dia memimpin KPK. "Melanjutkan yang telah baik di KPK dan menyempurnakan yang belum tercapai dalam empat tahun terakhir ini," kata dia.

Terhadap para calon pimpinan yang juga mendaftar, Syarif berharap mereka adalah masyarakat Indonesia yang memiliki integritas dan pengetahuan yang cukup tentang antikorupsi dan latar belakang keilmuan yang cukup. "Mudah-mudahan banyak yang mendaftar agar terpilih pimpinan KPK ke depan yang jauh lebih bagus dari kami," kata Syarif.

Selain Laode Syarif, internal KPK lainnya yang juga turut mendaftar adalah Deputi Pencegahan KPK, Pahala Nainggolan. Pahala yang juga Plt Sekjen KPK membenarkan telah mendaftar untuk mengikuti seleksi Capim KPK Jilid V.  Tak hanya Pahala dan Syarif, terdapat juga nama Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Giri Suprapdiono dan Penasihat KPK Mohammad Tsani Annafari juga turut mendaftar.

Kepada wartawan Tsani mengaku keikutsertaannya karena akumulasi dari aspirasi dan dorongan dari internal KPK. "Yang kedua juga ini sebenarnya bentuk kecintaan kita kepada KPK, karena memang kita kalau bisa memberikan yang terbaik untuk KPK, itu yang kita lakukan," kata dia.

Menurutnya, permasalahan KPK sama dari waktu ke waktu yakni melawan koruptor. "Dinamikanya hanya siapa koruptor pada jamannya. Kita enggak tahu siapa di periode berikutnya yang akan dihadapi. Kemarin kita sama-sama menghadapi yang high profile dengan dinamika korupsi yang begitu rupa dan tentu dampaknya bisa kita rasakan. Mudah-mudahan ke depan semakin sedikit koruptor, semakin banyak kegiatan pencegahan yang bisa kita lakukan," ujarnya.

Dengan demikian, dia menambahkan, KPK bisa maksimal memberikan pertumbuhan ekonomi untuk kemajuan bangsa. Tntu saja kita bisa menjadi bangsa bermartabat di mata internasional karena CPI kita tidak buruk.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement