REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Duka masih menggelayut di hati Suharsono Harsosaputro setelah mendengar kabar duka atas meninggalnya sang anak, Sutopo Purwo Nugroho. Suharsono mengenang sang anak yang juga Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu sebagai sosok yang gigih dalam belajar dan bekerja.
Menurut Suharsono, sedari kecil almarhum memang ulet dan memiliki semangat yang tinggi dan bekerja keras untuk mengejar apa yang ingin diraih. "Sejak kecil dia (Sutopo) tekun belajar dan semangat kerjanya besar. Pekerja keras dan nggak pernah mengeluh," ujar Suharsono di rumah duka di Perumahan Raflles Hills, Kota Depok, (7/7).
Dia menambahkan, tidak ada pesan khusus almarhum Sutopo sebelum meninggal dunia. "Tidak ada pesan khusus, tapi meminta agar didoakan agar secepatnya sembuh. Tidak ada pesan-pesan yang terakhir, artinya memang tidak ada, karena keyakinan dia sembuh kok, dia optimis," tutur Suharsono.
Dalam ingatan Suharsono, anaknya lebih dekat dengan ibundanya. Saking dekatnya Sutopo suka masakan ibunya yakni sambal tumpang, etok, dan makanan khas Boyolali.
"Saya sempat suruh istri saya merawat Sutopo di rumahnya di sini. Memang sejak kecil, dia dengan ibunya dekat dan masakan ibunya itu, dia cocok," kenangnya.
Almarhum Sutopo menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit St. Stamford Modern Cancer Hospital, Guangzhou, China, Ahad (7/7) pada pukul 02.20 waktu Guangzhou atau sekitar pukul 01.20 WIB setelah sempat berjuang melawan penyakit kanker paru-paru stadium 4B yang dideritanya sejak akhir 2017.
Kabar duka tersebut disampaikan oleh istri Sutopo, Retno Utami Yulianingsih dari Rumah Sakit St. Stamford Modern Cancer Hospital, Guangzhou.