Selasa 09 Jul 2019 13:45 WIB

Ryamizard: TNI dan Rakyat Ibarat Air dan Ikan

Sistem pertahanan negara mengintegrasikan seluruh unsur dan komponen bangsa

Rep: Erik PP/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konstitusi Republik Indonesia (RI) mengamanatkan kekuatan pertahanan negara menggunakan rakyat sebagai basis kekuatannya. Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan, roh kekuatan bangsa dan rakyat adalah rohnya TNI.

Dia menuturkan, sejarah juga membuktikan TNI lahir dari rahim dan berjuang bersama rakyat dalam merebut kemerdekaan dari penjajahan. "Tanpa rakyat, TNI bukanlah apa-apa. Oleh karena itu, kemanunggalan TNI dan rakyat merupakan senyawa yang tidak terpisahkan sepanjang masa," kata Ryamizard saat membuka simposium 'Penataan Wilayah Pertahanan RI Dalam Rangka Mewujudkan Pertahanan Negara yang Tangguh di kantornya, Selasa (9/7).

Baca Juga

Ryamizard menuturkan, TNI dan rakyat ibarat air dan ikan. Air adalah rakyat dan ikan adalah TNI atau pejuang-pejuangnya. Dia menjelaskan, filosofis tersebut diadopsi dari pengalaman perang kemerdekaan, di mana pada saat itu secara konsepsional seluruh rakyat dikerahkan untuk melakukan perlawanan bersenjata.

Ryamizard menekankan, semua potensi bangsa harus dibangun dan didayagunakan secara efektif melawan penjajah. "Ikan tidak mungkin hidup apabila tidak ada air," kata mantan kepala staf Angkatan Darat (KSAD) itu.

Menurut Ryamizard, konsep itu kemudian dituangkan oleh konstitusi ke dalam sistem pertahanan negara yang mengintegrasikan seluruh unsur dan komponen bangsa beserta alam dan isinya yang berada dalam wilayah RI. Hal itu menjadi sebuah totalitas kekuatah yang mahadahsyat, yang bersifat kesemestaan.

"Inilah yang kemudian dikenal dengan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata). Yang pengorganisasian dikelompokkan menjadi komponen utama, komponen cadangan, dan komponen pendukung," kata Ryamizard.

Dia pun menyinggung pada hakikatnya, penyiapan wilayah pertahanan negara adalah kegiatan menyusun tata ruang wilayah pertahanan yang siap menjadi mandala perang. Faktor itu untuk mendukung pertempuran strategis sebagai ganbar besar yang kemudian diterjemahkan ke dalam kompartemen pertahahan wilayah.

"Dalam hal ini, komando kewilayahan berkewajiban menyusun tata ruang wilayah pertahanan dibagi menjadi: daerah tempur, daerah komunikasi, daerah belakang yang di dalamnya terdapat daerah pangkal perlawanan," ucap Ryamizard.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement