Jumat 12 Jul 2019 16:33 WIB

Kader Korupsi, Sekjen Nasdem: Tak Mudah Jadi Insan Restorasi

Johny menegaskan, tindakan korupsi merupakan ulang perorangan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
Sekjen Partai Nasdem Johnny G Plate memberikan keterangan pers mengenai pemberhentian sementara Ketua DPW Partai NasDem Kepulauan Riau terkait operasi tangkap tangan (OTT) KPK di kantor DPP Partai NasDem, Jakarta, Kamis (11/7/2019).
Foto: Antara/Reno Esnir
Sekjen Partai Nasdem Johnny G Plate memberikan keterangan pers mengenai pemberhentian sementara Ketua DPW Partai NasDem Kepulauan Riau terkait operasi tangkap tangan (OTT) KPK di kantor DPP Partai NasDem, Jakarta, Kamis (11/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen partai Nasional Demokrat (NasDem) Johny G Plate mengakui tidak mudah membina kader agar tak terjerat kasus korupsi. Perlu upaya nyata dari partai agar kader mampu menjadi insan restorasi sebagaimana diamanatkan partai.

Ia menekankan, Nasdem punya kebijakan khusus menyangkut kader yang tersangkut kasus korupsi. Hanya ada dua opsi bagi kader semacam itu, pemberhentian atau mengundurkan diri.

Baca Juga

"Bedanya Nasdem dengan yang lain itu berhentikan pengurus tanpa tunggu keputusan inkrah pengadilan. Nasdem langsung berhentikan saat kena OTT, enggak cuma sebagai pengurus tapi sebagai anggota partai. Itu komitmen kami. Kami ambil sikap segera dan cepat," katanya pada Republika.co.id, Jumat (12/7).

Dalam menjalankan komitmen partai itu, Johny mengungkapkan adanya tarik ulur kepentingan agar sang kader tidak dikeluarkan. Walau berat hati, ia mesti menjalankan komitmen partai agar tak mengecewakan rakyat.

"Tidak gampang untuk menjadi insan restorasi, tapi kalau mau nyaman dan pragmatis ya gampang, kami tidak. Kami tegakan ini biar jadi partai yang punya kader berintegritas," ujar pria asal Nusa Tenggara Timur itu.

Ia mengakui Nasdem merupakan partai politik baru. Alhasil, Nasdem terkendala dengan kaderisasi yang masih seumur jagung. Nasdem akhirnya mengandalkan kader dari lingkup eksternal, khususnya yang sudah dikenal masyarakat.

"Beda dengan kader yang lama di parpol, puluhan tahun kaderisasi itu hasil didikan, kami ini partai baru, kami rekrutmen tokoh sambil kaderisasi internal. Kalau ada yang terantuk di jalan ya berhentikan. Berarti mereka tidak lolos jadi politisi Nasdem," tuturnya.

Melalui argumentasi itu, Nasdem berdalih korupsi yang dilakukan kadernya merupakan masalah personal. Sebab para kader yang terjerat bukan hasil didikan partai. Ia meminta kasus korupsi yang menimpa kader tak disangkutpautkan dengan kinerja partai.

"Kalau ada anggota belum bisa ikuti dan jadi insan gerakan perubahan ya itu anggotanya sendiri, kami secara partai tegas buat kader yang berintegritas. Kalau korupsi itu tindakan perorangan, bukan partai. Partai tetap harus maju, enggak berhenti dan menyerah dengan situasi," tegas Johny.

Diketahui, semenjak awal tahun ini sejumlah kader partai Nasdem terjerat kasus korupsi. Di antaranya Bupati Mesuji, Lampung dan Gubernur Kepulauan Riau.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement