REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Institute for Action Against Corruption (IAAC) Dodi Lapihu mengapresiasi kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). KPK patut diapresiasi karena bisa lepas dari segala macam usaha pelemahan yang terjadi di dalam maupun dari luar.
"KPK harus tetap didukung kerena KPK merupakan ujung tombak pemberantasan korupsi di Indonesia," kata Dodi melalui pesan singkat yang diterima Republika, Jumat (12/7).
Sebagai bentuk dukung kepada KPK, maka IAAC memberikan beberapa catatan. Pertama KPK perlu meningkatkan sinergitas antar lembaga. Khususnya dengan kepolisian dan kejaksaan dalam melakukan langkah-langkah strategis pemberantasan korupsi.
"Dengan spirit yang sama serta roadmap pemberantasan korupsi yang terpadu diharapkan mampu mendorong akselerasi pemberantasan korupsi di Indonesia," katanya.
Kedua, KPK diharapkan mampu mendukung perbaikan sistem secara konsisten. Dengan demikian menutup ruang abu-abu yang berpotensi menjadi tempat terjadinya tindakan korupsi. "Hal ini dipandang perlu demi terwujudnya tata kelola yang baik dan bersih (Good and Clean Governance)," katanya.
Ketiga, rakyat Indonesia masih percaya terhadap KPK di tengah-tengah upaya pelemahan KPK dari dalam dan luar KPK. Isu-isu murahan yang bertebaran merupakan upaya nyata dalam mengganggu kinerja KPK.
"Kami memberikan kepercayaan penuh kepada KPK yang merupakan anak kandung reformasi dan ujung tombak pemberantasan korupsi," katanya.
Keempat, mengajak semua pihak mendukung proses pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK di tengah-tengah upaya yang melemahkan KPK. Upaya-upaya pelemahan tersebut sangat nampak dilakukan secara terstruktur dan sistematis.
Kelima, KPK mesti fokus juga terhadap pencegahan. Selain itu KPK juga perlu melihat secara serius bagaimana KPK menjangkau generasi milenial melalui jejaring komunitas. Karena generasi milenial adalah generasi native teknologi.
"Sehingga penyebaran nilai dan semangat anti korupsi dapat dilakukan dengan cepat dengan memanfaatkan berbagai media dan teknologi yang ada," katanya. Selain itu, dengan bersinergi dengan komunitas-komunitas milenial KPK mampu melakukan edukasi dan kampanye anti korupsi dengan pendekatan yang lebih kreatif dan interdisipliner.
Keenam, masih banyaknya tangkap tangan dan kasus korupsi yang dilakukan oleh politisi menunjukan parpol belum serius melakukan pendidikan politik yang bersih. Partai politik cenderung menghabiskan energi pada politik elektoral.
"Karena itu kami menyerukan agar kader-kader partai politik yang berhasil memenangkan kontestasi elektoral dapat mengemban jabatan politik dengan penuh integritas," katanya.
Ketujuh, demi mendorong kinerja KPK yang lebih progresif, IAAC akan mengawal seluruh proses seleksi capim KPK. Kedelapan, IAAC menyerukan kepada panitia seleksi capim KPK agar transparan dan kredibel dalam setiap tahapan seleksi.