Sabtu 13 Jul 2019 14:06 WIB

TKN Sebut Peluang Gerindra Gabung Koalisi Kian Terbuka

Peluang Gerindra gabung koalisi pascapertemuan Jokowi-Prabowo.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nashih Nashrullah
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, menyebut peluang Gerindra masuk ke dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK) semakin terbuka lebar. 

Pernyataan itu disampaikan Karding menyusul pertemuan Jokowi dan Prabowo Subianto di stasiun MRT.

Baca Juga

"Dengan keadaan hari ini saya kira peluang tersebut (bergabung dalam koalisi) akan semakin terbuka," kata Abdul Kadir Karding di Jakarta, Sabtu (13/7).

Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini melanjutkan, KIK hanya tinggal membahas penempatan partai berlogo burung garuda itu di dalam koalisi. 

Meski demikian, Karding juga masih belum bisa memastikan langkah pasti partai besutan Prabowo tersebut kedepan. "Kita lihat beberapa hari ke depan akan masuk KIK atau tetap berposisi sebagai oposisi, kita lihat nanti," kata Karding lagi. 

Dalam kesempatan yang sama, dia menyambut positif pertemuan Jokowi dengan Prabowo. Menurutnya, bangsa kini bisa dengan tenang membangun negara menyusul bersstunya kedua pemimpin tersebut.

TKN berharap agar masyarakat juga mengikuti langkah kedua elite politik itu dalam berekonsiliasi. Dia berpendapat, hal tersebut akan membuat kehidupan masyarakat kembali normal sambil membangun kekeluargaan dan kebersamaan untuk mencapai kesejahteraan di tengah masyarakat.

"Sekali lagi tidak ada lagi perbedaan, enggak ada rivalitas karena yang ada adalah kerjasama dan kolaborasi untuk kemajuan negeri kita," kata Karding.

Seperti diketahui, Presiden terpilih Joko Widodo dan calon presiden Prabowo Subianto telah melakukan pertemuan di stasiun MRT Lebak Bulus. Mereka lantas bersalaman dan berpelukan di lokasi tersebut.

Momen ini sekaligus menandai mendinginnya suasana perpolitikan nasional yang sempat memanas sepanjang pesta demokrasi yang lalu. Keduanya pun sepakat menyampaikan bahwa tidak ada lagi istilah cebong dan kampret, dua diksi yang selama ini seolah membelah pandangan politik masyarakat Indonesia.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement