REPUBLIKA.CO.ID, EL SOURK – Pasukan paramiliter Sudan yang didukung Dewan Transisi Militer (TMC) telah menembaki pengunjuk rasa di El Sourk, negara bagian Sinnar, Sudan, Ahad (14/7) waktu setempat. Akibatnya satu orang meninggal dunia karena tertembak di kepala.
Insiden itu terjadi ketika warga berunjuk rasa menuntut agar pasukan dukungan cepat (RSF) meninggalkan wilayah itu.
Seorang saksi mata menyebut penduduk kota berkumpul di luar kantor Badan Intelijen dan Keamanan Nasional (NISS) Sudan untuk mengeluh tentang RSF.
"Anggota RSF dikerahkan dan awalnya menembak di udara tetapi kemudian mereka menembaki warga, menewaskan seorang pria dan melukai beberapa orang lainnya," kata seorang saksi mata seperti dikutip dari laman Aljazeera, Senin (15/7).
Sebuah komite dokter yang terkait dengan gerakan aliansi kemerdekaan dan perubahan juga mengkonfirmasi insiden itu.
"Warga itu tewas akibat tembakan di kepalanya karena ditembak oleh RSF," katanya dalam sebuah pernyataan sembari menambahkan beberapa orang lainnya terluka.
Pada Sabtu (13/7), para pemrotes mengadakan aksi unjuk rasa di beberapa kota besar dan kecil di seluruh wilayah Sudan termasuk Khartoum. Mereka meratapi para korban yang terbunuh dalam serangan protes pada 3 Juni 2019 lalu di ibu kota.
"Lebih dari 100 demonstran tewas akibat orang-orang bersenjata berpakaian seragam menindak para demonstran yang telah berkemah selama berminggu-minggu," kata para dokter yang dekat dengan demonstran.
Namun, Komandan RSF Mohamed Hamdan Dagalo menolak klaim bahwa RSF bertanggung jawab atas tindakan keras protes 3 Juni 2019. Dia menyebut hal itu adalah upaya untuk menyesuaikan citra pasukannya. N Rr Laeny Sulistyawat