Rabu 17 Jul 2019 02:01 WIB

Masa Kecil Guru Sekumpul, Ulama Asal Kalimantan Selatan

Guru Sekumpul bernama asli Muhammad Zaini Abdul Ghani

Guru Sekumpul
Foto: jatman.or.id
Guru Sekumpul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama aslinya adalah Muhammad Zaini Abdul Ghani. Sosok ini lebih dikenal dengan sebutan Guru Sekumpul, sesuai dengan daerah yang menjadi pusat pengajarannya. Dia lahir pada 11 Februari 1942 di Kampung Tunggul Irang Seberang, Martapura, Kalimantan Selatan. Ulama yang juga pakar tasawuf dan syariat ini wafat pada 2005 dalam usia 63 tahun di Martapura.

Muhammad Zaini kecil menerima pendidikan dasar di dekat desanya, Kampung Keraton. Keturunan ulama klasik Kesultanan Banjar, Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, ini ditempa dengan penuh disiplin oleh orang tua dan para gurunya, terutama untuk mengaji Alquran. Kehidupan keluarganya yang serba berkecukupan tidak menjadi penghalangnya mendalami ilmu-ilmu agama.

Baca Juga

Bahkan, beberapa riwayat menyebutkan bahwa Muhammad Zaini kecil sudah hapal Alquran saat masih berusia tujuh tahun. Dia juga disebut-sebut memiliki karamah yang kelak ketika dewasa dipandang masyarakat sebagai wali.

Seperti dikutip dari artikel Mirhan AM pada jurnal Ilmu Ushuluddin (Januari 2012), pada usia tujuh tahun Muhammad Zaini belajar di Pesantren Darussalam Martapura. Di antara guru-gurunya yang berjumlah total 179 orang itu adalah KH Husin Qadri, pengarang buku tersohor Senjata Mukmin; Seman Mulya, yang adalah pamannya sendiri; Syekh Salman Jalil; Syekh Syarwani Abnan (Bangil); dan Syekh al-Sayyid Muhammad Amin Kutbi.

Selain itu, ada pula Kiai Falak (Bogor), Syekh Yasin bin Isa al-Fadani (Padang), Syekh Hasan Masyath, Syekh Ismail al-Yamani, dan Syekh Abdul Kadir al-Bar. Selanjutnya, dari lingkungan Kalimantan Selatan sendiri ada Guru Sulaiman, Guru Haji Abdul Hamid Husein, Guru Haji Mahalli Abdul Qadir, dan Guru HM Husein Dahlan.

Dalam jurnal Al-Banjari (2011), Ahmad Zakki Mubarak menjelaskan pendidikan lanjutan tokoh ini dilakukan di Madrasah Darussalam Pesayangan, Martapura. Muhammad Zaini menempuhnya hingga usianya beranjak 20 tahun. Kemudian, dia hijrah ke Bangil, Jawa Timur, untuk menimba ilmu di pesantren-pesantren. Begitu lulus dari sana, dia kembali ke Martapura untuk mengajar di Pesantren Darussalam, setidaknya selama lima tahun.

Di luar lingkungan sekolah, Muhammad Zaini juga menggelar pengajian di kediaman pribadinya di Keraton Martapura sejak 1970-an. Pada 1988, lokasi kegiatan ini berpindah ke Kompleks Sekumpul, Martapura, dekat Masjid ar-Raudhah. Oleh karena itu, ulama ini kerap dipanggil sebagai Guru Sekumpul. Para peserta pengajiannya berasal dari dalam dan luar Kalimantan Selatan, serta mancanegara, semisal Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Yaman.

sumber : Pusat Data Republika
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement