REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Nasdem Surya Paloh menjelaskan posisi partainya terkait rebutan jabatan ketua MPR. Hal tersebut merespons keinginan Ketum PKB Muhaimin Iskandar yang mengincar jabatan tersebut.
"Itu kan PKB, tanya sama ketua PKB kawan, adik saya itu memang dia selalu merasa dia yang paling pantas dan saya hormati itu. Saya hormati. Jadi tidak ada yang salah biasa adik lebih gesit dari kakak, tapi nanti kita bicarakan, boleh saja kita duduk bicara-bicara ya," ujar Surya, Selasa (16/7).
Nasdem, menurut Surya, juga tahu diri tidak meminta kursi Ketua MPR. Apalagi mereka bukan parpol pemenang atau urutan kedua.
"Ya kan ini kan kita ini kadang-kadang selalu kepingin lebih hingga pake jas kebesaran. Nah Nasdem gak mau itu," jelas Surya.
Ia pun mengaku belum membicarakan kesepakatan kursi ketua MPR dengan partai lain, meski sejumlah partai yaitu PKB dan Golkar sudah menyampaikan secara langsung keinginan mereka untuk menduduki kursi ketua MPR.
Pada periode 2019-2024 ini, Nasdem mendapat 59 kursi di DPR.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengaku lebih tertarik menjabat ketua MPR RI daripada menjadi menteri pada kabinet pemerintahan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin mendatang. Alasannya, ia sudah pernah menjabat sebagai menteri.
"Saya terus terang ingin di MPR, (menjadi) menteri sudah pernah dan sudah cukuplah saya mengabdi di eksekutif, gantian saya biar di legislatif," kata Cak Imin di sela menghadiri acara Sosialisasi Muktamar PKB di Semarang, Selasa (9/7) malam.
Muhaimin, yang menjabat wakil ketua MPR sejak Maret 2018, pernah menjadi menteri tenaga kerja dan transmigrasi pada kabinet Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono 2014-2009. Pada periode sebelumnya, 2004-2009, Cak Imin tercatat sebagai wakil ketua MPR RI bidang industri, perdagangan, dan pembangunan.
Sementara itu terkait penentuan menteri kabinet Jokowi-Ma'ruf, Cak Imin mengungkapkan hingga saat ini belum ada pembahasan lebih lanjut dengan Jokowi selaku presiden terpilih.
Kendati demikian, PKB memastikan akan mengusung dua sumber kader yang akan menjadi menteri, yaitu kader asli PKB dan non-kader yang memiliki kapasitas serta dibutuhkan oleh bangsa