REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sebagian warga yang bermukim di lokasi bentrok Register 45 Mesjui terpaksa mengungsi ke tempat yang aman dibandingkan berdiam di rumahnya, Jumat (19/7). Warga khawatir dan masih belum merasa aman pascabentrok antarkampung dua hari lalu. Peristiwa tersebut menelan korban tiga orang meninggal dan 10 orang luka berat dan ringan.
Keterangan yang diperoleh Republika.co.id dari warga kawasan Register 45 Sungai Buaya Mesuji, dua hari setelah bentrokantar Kampung Mekar Jaya Abadi dan Pematang Panggang (Mesuji Raya), kampung Meka Jaya Abadi bagaikan kota tak berpenghuni. Sebagian warga terutama anak-anak, ibu-ibu, dan orang tua, mengungsi ke tempat yang aman. Warga masih khawatir ada serangan balik atau susulan pascabentrok Rabu (19/7) lalu.
Menurut Adien Apri, warga Simpang Pematang yang meninjau lokasi kejadian, suasana Kampung Mekar Jaya Abadi sepi dan senyap setelah bentrok beberapa hari lalu. Namun, pada Jumat (19/7) siang, warga yang mengungsi mulai kembali ke rumah masing-masing untuk melihat kondisinya.
“Setelah kejadian bentrok, warga sudah mengungsi tidak tidur d rumahnya lagi. Tapi, hari Jumat ini sebagian sudah melihat lagi rumahnya tapi tetap belum berani tidur di rumah,” kata Adien Apri.
Sebagian warga Mekar Jaya Abadi dan juga Pematang Panggang (Mesuji Raya) juga sudah mengosongkan rumahnya. Warga menginap di tempat kerabat mereka yang terdekat namun berbeda kampung, untuk mencari aman dari serangan balik.
Ia menuturkan beberapa kepala keluarga juga sudah mulai ada yang melakukan kegiatan berkebun pada siang harinya. Warga mulai berani berada di kampungnya, karena ratusan aparat kepolisian dan TNI masih berjaga dan bersiaga di lokasi bentrok.
“Kalau sekarang masih aman, karena polisi dan tentara masih ada di lokasi, lengkap dengan peralatan senjatanya,” kata Apri.
Pada hari ketiga pascabentrok, keterangan yang diperoleh Republika.co.id belum terlihat adanya pejabat dari Pemprov Lampung, Pemkab Mesuji, dan juga dari Pemerintah Pusat serta perwakilan anggota DPRD Lampung dan DPRRI tiba di lokasi. Kedatangan Wagub Lampung Chusnunia, Danrem 043 Garuda Hitam, dan juga Kapolda Lampung hanya pada hari Kamis (18/7). “Hari ini belum ada pejabat baik itu dari Lampung maupun pusat, apalagi anggota Dewan. Saya tidak tahu, padahal ada yang meninggal tiga orang,” ujarnya.
Saat ini, Polres Mesuji dan Polres OKI terus melakukan mediasi antarkedua warga kampung yang bertikai dua hari lalu. Mediasi yang dilakukan melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama. Belum jelas hasil mediasi keduanya. Namun warga diimbau agar tetap tenang dan tidak terpancing emosi dan isu yang beredar di masyarakat maupun di media sosial.