Ahad 21 Jul 2019 09:36 WIB

'Selamat Datang di Rumah, Ilhan Omar...'

Ilhan Omar dan ketiga rekannya mendapat dukungan dari para politisi dunia.

Rep: ROSSI HANDAYANI/ Red: Elba Damhuri
Dari kiri ke kanan, anggota Kongres perempuan AS yang merupakan warga keturunan Rashida Tlaib dari daerah pemilihan Michigan, Ilhan Omar dari Minnesota, Ayanna Pressley dari Massachusetts, dan Alexandria Ocasio-Cortez dari New York merespons pernyataan Presiden AS Donald Trump mengenai mereka dalam konferensi pers di Capitol, Washington, Senin (15/7).
Foto: AP Photo/J. Scott Applewhite
Dari kiri ke kanan, anggota Kongres perempuan AS yang merupakan warga keturunan Rashida Tlaib dari daerah pemilihan Michigan, Ilhan Omar dari Minnesota, Ayanna Pressley dari Massachusetts, dan Alexandria Ocasio-Cortez dari New York merespons pernyataan Presiden AS Donald Trump mengenai mereka dalam konferensi pers di Capitol, Washington, Senin (15/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SAINT PAUL -- Anggota Kongres Amerika Serikat (AS), Ilhan Omar, disambut segerombolan pendukungnya saat tiba di Minnesota pekan ini. Omar baru saja mendapat serangan dari Presiden AS Donald Trump yang meminta ia untuk kembali ke asalnya.

Omar mendapatkan dukungan kuat dari pendukung di distriknya yang menyambutnya di Bandara Minneapolis-St Paul pada Kamis dengan teriakan, 'Selamat datang di rumah llhan'. Dalam satu pekan ini terjadi perdebatan sengit di Washington.

Trump juga disebut berusaha menjauhkan diri dari teriakan 'mengirimnya kembali' yang terjadi saat kampanye politik di North Carolina pada Rabu (17/7). Trump mengatakan kepada wartawan, dia tidak senang dengan peristiwa itu dan mengklaim mencoba menghentikan teriakan para pendukungnya.

photo
Anggota Kongres AS yang mewakili Minnesota, Ilhan Omar di Capitol Hill, Washington, 6 Maret 2019.

Namun, rekaman menunjukkan, Presiden Trump hanya diam ketika selama lebih dari 10 detik saat kerumunan meneriakkan 'mengirimnya kembali'. Trump kemudian membela para pendukungnya pada Jumat.

"Mereka adalah orang-orang yang luar biasa. Mereka adalah patriot yang luar biasa," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, dilansir Guardian, Sabtu (20/7).

"Anda tahu apa yang membuat saya tidak bahagia, fakta bahwa seorang anggota kongres dapat membenci negara kita. Itulah yang membuat saya tidak bahagia," ujar Trump.

photo
Muslimah di kongres AS, Ilhan Omar, yang terus mendapat serangan rasis dari Presiden Donald Trump. Ilhan Omar malah disambut gegap gempita saat kembali ke kotanya.

Sebelumnya pada hari itu, Trump juga kembali melakukan serangannya terhadap Omar. Dalam sebuah twit pada Jumat pagi, ia mengecapnya sebagai 'Foul Mouthed Omar'.

"Sungguh menakjubkan bagaimana Media Berita Palsu menjadi 'gila' atas nyanyian 'mengirimnya kembali' oleh kerumunan arena di Negara Bagian North Carolina, tapi benar-benar tenang dan menerima yang paling keji dan menjijikkan pernyataan yang dibuat oleh tiga wanita Kongres Radikal Kiri," demikian twit yang ditulis Trump.

Ia merujuk bukan hanya pada Omar, melainkan juga rekan-rekannya. Di antaranya Perwakilan Alexandria Ocasio-Cortez dari New York, Rashida Tlaib dari Michigan, dan Ayanna Pressley dari Massachusetts.

photo
Dari kiri ke kanan, anggota Kongres AS yang dilecehkan Presiden AS Donald Trump, Alexandria Ocasio-Cortez dari New York, Rashida Tlaib dari Michigan, dan Ayanna Pressley dari Massachusetts, saat bersaksi mengenai pemisahan anak imigran, 12 Juli 2019.

Trump telah menyerang empat wanita kongres kulit berwarna awal pekan ini. Ia menyatakan, mereka harus kembali ke negara asalnya masing-masing dalam twit yang secara luas dikutuk sebagai rasialis.

Padahal, tiga dari wanita itu lahir di AS, sementara Omar merupakan warga negara Amerika yang dinaturalisasi, datang saat usia muda sebagai pengungsi Somalia.

Trump dan Partai Republik telah berulang kali menargetkan Omar saat Pemilu 2020 dimulai. Ini sebagai tanda bahwa presiden dan pendukungnya sekali lagi akan menggunakan ras untuk menghidupkan basis mereka.

photo
Rashida Tlaib. Serangan rasisme pun tertuju kepada Rashida Tlaib.

Di samping itu, pada sebuah konferensi pers Jumat, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, retorika Trump bertentangan dengan kekuatan AS. "Orang-orang dari kebangsaan yang sangat berbeda telah berkontribusi pada kekuatan rakyat Amerika. Jadi, ini adalah komentar yang sangat bertentangan dengan kesan tegas yang saya miliki," kata Merkel.

Politisi terkemuka Inggris, termasuk Jeremy Corbyn dan Sadiq Khan, juga menyatakan dukungan mereka untuk Omar, Tlaib, Ocasio-Cortez dan Pressley. Mereka menyatakan dalam sebuah surat yang mengutuk Trump karena menunjukkan rasialisme yang terang-terangan, tanpa rasa malu.

Penolakan Trump untuk menghentikan serangannya terhadap Omar telah menimbulkan kekhawatiran atas keselamatan anggota kongres tersebut. Demokrat meminta otoritas AS untuk mengevaluasi keamanan Omar serta keamanan tiga rekannya.

Ocasio-Cortez juga menuduh Trump membahayakan nyawa jutaan orang Amerika. "Retorikanya membahayakan banyak orang," kata dia.

photo
Alexandria Ocasio-Cortez

Ini, lanjut dia, bukan hanya tentang ancaman terhadap anggota Kongres individu. “Ini adalah tentang menciptakan lingkungan yang tidak stabil di negara ini melalui retorika keras yang membuat siapa pun, seperti Ilhan, siapa pun yang percaya pada hak semua orang, dalam bahaya," ujar Cortez.

Omar ternyata tidak gentar meski terus-menerus menghadapi serangan Trump saat berbicara kepada para pendukung di rumahnya. "Kami akan terus menjadi mimpi buruk bagi presiden ini. Karena kebijakannya adalah mimpi buruk bagi kami," kata Omar. "Kami tidak terhalang, kami tidak takut, kami siap."

(ed: setyanavidita livikacansera)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement