Selasa 23 Jul 2019 19:34 WIB

Langkah Jatim Cegah Meluasnya Kebakaran Gunung Panderman

Pemprov Jatim telah melakukan pemadaman di tiga titik api terkait kebakaran.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
Titik api kebakaran di Gunung Panderman, Kota Batu, mulai berkurang, Selasa (23/7).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Titik api kebakaran di Gunung Panderman, Kota Batu, mulai berkurang, Selasa (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memerintahkan Dinas Kehutanan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim untuk secepatnya mengambil tindakan strategis dalam upaya mencegah meluasnya kebakaran Gunung Panderman. Khofifah juga menegaskan akan terus memantau perkembangan penanganan kebakaran tersebut.

“Saya sudah memerintahkan Kepala Dinas Kehutanan dan Kepala BPBD Jatim untuk mencegah kebakaran ini meluas dan saya terus memantau perkembangannya setiap saat,” kata Khofifah di Kantor Gubernur Jatim, Jalan Pahlawan nomor 110 Surabaya, Selasa (23/7).

Baca Juga

Khofifah menjelaskan, sampai dengan Senin (22/7) sore, telah dilakukan pemadaman api di tiga titik yakni titik Parang Putih, Tingsen, serta titik Puncak. Di titik Parang Putih dan Tingsen, api skala kecil sudah dapat dipadamkan dan sudah dibuat sekat bakar ringan serta pembakaran terbalik pada lokasi yang terjangkau.

Untuk lokasi yang sulit terjangkau serta api skala besar belum bisa dipadamkan secara konvensional. Dia mengakui, untuk di titik puncak, api sudah dapat dikendalikan.

“Pagi ini pukul 07.00 WIB telah dilaksanakan apel pagi penanganan lanjutan dengan titik kumpul di Rach Megastar. Penanganan ini akan menggunakan metode sekat bakar dengan estimasi panjang 5 kilometer, lebar 3 meter dan pembakaran terbalik,” ujar Khofifah.

Penanganan lanjutan ini, kata Khofifah, melibatkan personil tambahan yang berasal dari Perhutani KPH Malang (30 Orang), BPBD (50 Orang), LMDH (90 Orang), KTH Pandean dan LPL Bumi Hijau (15 Orang). Serta personil Kepolisian, TNI, para relawan, dan juga dengan dukungan penuh dari Pemkot Batu.

Kebakaran ini, lanjut Khofifah, sebagian besar terjadi pada tanaman bawah, serasah dan ilalang. Kondisi ini sebagian sulit dijangkau karena terjal dan bebatuan. Penyebab kebakaran diduga karena faktor alam dilihat dari sebaran titik api.

Namun, persisnya akan ditelaah tim khusus yang akan melakukan penyelidikan terkait kebakaran hutan ini. “Untuk itu saya mengimbau kepada para pendaki untuk benar-benar mematuhi aturan pendakian, menjaga lingkungan hutan dengan baik, sehingga kejadian kebakaran hutan dan lahan ini dapat kita cegah bersama,” kata Khofifah.

Terkait kondisi pendaki, berdasarkan data tim gabungan dari pos pendakian Gunung Panderman, tercatat 25 rombongan yang  mendaki gunung panderman sekitar 100 orang. Sampai saat ini, keseluruhan pendaki sudah dievakuasi. Selain itu juga terdapat 60 orang pendaki Gunung Butak yang juga sudah dievakuasi.

Khofifah juga mengaku akan segera mengambil langkah strategis untuk rehabilitasi hutan. Rencananya rehabilitasi hutan akan menggunakan jenis tanaman rimba seperti Suren, Eucalyptus, dan MPTS.

Sebagai langkah antisipasi, dirinya juga meminta agar jajaran terkait meningkatkan pengarahan kepada pendaki tentang bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Mereka juga diminta meningkatkan pengawasan kepada pendaki atau pengunjung, serta melakukan pemasangan papan imbauan tentang bahaya karhutla.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement