Rabu 24 Jul 2019 08:41 WIB

Boris Johnson Pilih Kabinet yang Lebih Beragam

Sejumlah politikus etnis minoritas diperkirakan masuk dalam jajaran menteri Johnson.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Pemimpin Partai Konservatif sekaligus Perdana Menteri InggrisBoris Johnson saat tiba di markas partai di London, Selasa (23/7).
Foto: Aaron Chown/PA via AP
Pemimpin Partai Konservatif sekaligus Perdana Menteri InggrisBoris Johnson saat tiba di markas partai di London, Selasa (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Perdana Menteri baru Inggris Boris Johnson telah terpilih, Selasa (22/7) waktu setempat. Ia terpilih sebagai pemimpin partai Konservatif Inggris yang menggantikan Theresa May. Terpilihnya Johnson, diharapkan mengungkap tim teratas yang lebih beragam dalam pemerintahan yang akan ditugaskan untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit) pada akhir Oktober, dengan atau tanpa kesepakatan.

Mantan wali kota London itu memenangkan pemungutan suara di kalangan anggota partai berjumlah 159.320 orang dengan 92.153 suara mengalahkan pesaingnya Jeremy Hunt yang mengumpulkan 46.656 suara. Ia menggantikan May yang mengundurkan diri beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Pilihan kabinet Johnson akan membantu menyempurnakan bagaimana ia mengelola ekonomi terbesar kelima di dunia. Selain itu, Johnson diharapkan mengurus perceraian Inggris dari UE pada salah satu momen paling menentukan dalam sejarah modernnya.

"Boris Johnson akan membangun kabinet yang menunjukkan semua kemampuan di dalam partai yang benar-benar mencerminkan Inggris modern," kata seorang sumber yang dekat dengan Johnson.

Sejumlah politikus etnis minoritas diperkirakan akan masuk dalam jajaran menteri, termasuk Priti Patel, mantan menteri bantuan yang mengundurkan diri pada 2017 karena pertemuan yang tidak diungkapkan dengan pejabat Israel. Selain itu ada menteri tenaga kerja Alok Sharma.

Dalam kepemimpinan Boris Johnson, lebih banyak perempuan juga diharapkan sebagai anggota kabinet penuh. Nama lain yang diprediksi masuk ke kabinet di antaranya wakil kepala staf di pemerintahan David Cameron, Oliver Dowden, mantan menteri olah raga Tracey Crouch, menteri keuangan junior Robert Jenrick dan anggota parlemen pro-Brexit Rishi Sunak.

Menteri Dalam Negeri Sajid Javid juga diperkirakan akan tetap berada di posisi teratas dan terpantau oleh media Inggris mengapit Johnson ketika ia tiba di hadapan anggota parlemen menyusul kemenangannya. Dua menteri telah berhenti karena rencana Johnson. Menteri keuangan Philip Hammond dan menteri kehakiman David Gauke keduanya mengatakan mereka berencana mengundurkan diri sebelum dipecat.

Dalam salah satu janji pertamanya sebelum pindah ke Downing Street, Johnson membujuk bos senior Sky Andrew Griffith sebagai penasihat bisnisnya. Dia akan bertugas memperbaiki hubungan dengan sektor perusahaan di depan Brexit.

The Daily Telegraph mengatakan Johnson akan menunjuk diplomat David Frost sebagai pengurus pertemuan-pertemuan Uni Eropa dan penasihat di Eropa. Inggris kini dipimpin oleh seorang tokoh flamboyan yang dikenal karena ambisinya, rambut pirang yang berantakan, pidato yang berbunga-bunga dan perintah detail kebijakan yang kerap terpecah-belah.

Referendum 2016 menunjukkan Inggris terpecah lebih dari Uni Eropa. Sehingga memicu pencarian jati diri tentang segala sesuatu dari pemisahan wilayah dan imigrasi ke kapitalisme, warisan kekaisaran, dan apa arti Inggris di dunia modern.

Johnson berjanji menegosiasikan kesepakatan keluarnya Inggris baru dengan UE untuk menjamin transisi yang lancar. Namun, jika UE terus menolak melakukan negosiasi ulang, ia telah berjanji tidak akan menyerah.

Banyak investor dan ekonom mengatakan langkah mendadak seperti itu akan mengguncang pasar global dan mendorong ekonomi terbesar kelima dunia itu ke dalam resesi atau bahkan kekacauan. Mata uang Inggris poundsterling terjebak di dekat posisi terendah dua tahun terhadap dolar AS sebab meningkatnya kekhawatiran tentang Brexit yang 'no deals'. Oleh sebab itu investor bersiap melihat siapa yang akan diserahkan sebagai peran utama, apakah seperti menteri keuangan, menteri luar negeri dan menteri Brexit.

May akan meninggalkan Downing Street pada Rabu (24/7) untuk menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Ratu Elizabeth. Kemudian akan secara resmi menunjuk Johnson.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement