Rabu 24 Jul 2019 19:04 WIB

Pertemuan Mega-Prabowo, Gerindra: KIK tak Perlu Khawatir

Prabowo dan Mega tak bicara mengenai pembagian menteri atau kursi ketua MPR RI.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ratna Puspita
Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade
Foto: Republika/Putra M Akbar
Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra menegaskan partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK) tidak perlu khawatir dengan pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Rabu (24/7) siang tadi. Dalam pertemuan itu, Prabowo dan Mega tak bicara mengenai pembagian menteri atau kursi ketua MPR RI.

"Enggak ada bicara bagi-bagi kursi kabinet atau kursi Ketua MPR, gak ada. Jadi partai-partai KIK tak perlu khawatir," kata Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade kepada wartawan, Rabu (24/7).

Baca Juga

Dalam pertemuan tersebut, Andre mengatakan, kedua elite politik hanya bersilaturahim. "Tadi itu hanya makan nasi goreng bersama, merajut tali persaudaraan, tali silaturahim dan tali kekeluargaan yang mungkin sempat berbeda karena perbedaan pandangan, pilihan," kata dia.

Ia menambahkan, pertemuan tersebut juga menunjukkan komitmen Prabowo dan Megawati untuk mempersatukan kembali bangsa Indonesia. "Jadi, KIK tidak usah khawatir, urusan kabinet itu urusan Pak Jokowi bukan urusan kami (Gerindra)," imbuh Andre.

Kalau ada pihak-pihak yang masih menyangsikan Gerindra menginginkan posisi kabinet atau jabatan di MPR, ia mempersilahkan pihak tersebut menanyakan ke Presiden terpilih Joko Widodo, sebagai pihak yang memiliki hak prerogatif. Usai pertemuan tersebut, ia menegaskan, hal yang menjadi perhatian Gerindra, termasuk Prabowo dan Mega, yakni bangsa ini butuh keteladanan.

Keteladanan yang dimaksud, yakni tokoh-tokoh dapat bersatu setelah persaingan politik. Pascapertemuan ini, Gerindra hanya berharap bangsa ini semakin guyub, karena tokoh-tokoh elite politiknya sudah bertemu satu dengan yang lain.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement