REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN – Hampir seratus tahun Pondok Pesantren al-Anwar Kadugede, Kuningan, Jawa Barat berdiri. Pesantren itu telah mencetak banyak santri terutama yang mahir dalam bidang ilmu alat. Yakni disiplin ilmu agar para santri bisa membaca dan memahami berbagai kitab atau literatur keislaman.
“Di sini memang menonjolnya dibilang ilmu alat, seperti sharaf, nahwu, ma’ani, bayan, mantiq, makanya alumninya banyak yang mendirikan pesantren,” tutur Kiai Muhammad Fauzi Amin salah satu pengasuh Pesantren Al Anwar Kadugede saat berbincang dengan Republika,co.id pada Rabu (24/7).
Penekanan pada santri agar lebih kuat dalam mempelajari ilmu alat telah dilakukan sejak pesantren itu dipimpin Kiai Amin Anwar putra dari pendiri pesantren yakni Kiai Anwar.
Menurut Kiai Fauzi Amin, saban harinya para santri wajib menghafal kitab-kitab terkait disiplin ilmu alat. Setelah itu mengikuti metode sorogan yakni santri menyetorkan seluruh hafalannya pada kiai sambil menerangkan. Serta metode bandongan yaitu santri mendengarkan ulasan kitab dari kiai.
“Beliau itu (kiai Amin Anwar) tegas mengajari santri harus hafalan, kebanyakannya hafalan yang ditekankan talaran Alfiyah, Jurumiyah, Imrithi, santri itu harus hafal,” katanya.
Santri-santri di Pesantren al-Anwar juga diajarkan kitab-kitab alat karya Kiai Anwar dengan bantuan para santrinya yang sudah diperbanyak cetakannya seperti Qathrat al-Qarib yakni kitab sharaf hingga Tarbiyat as-Shibyan atau kitab Bayan.
Pesantren al-Anwar Kadugede berada di kampug Kliwon, Desa Kadugede, Kecamatan Kadugede Kuningan. Pesantren ini didirikan pada 1926 oleh Kiai Anwar bin Romli yang wafat pada 1941, meski demikian tak banyak informasi yang diketahui keluarga pesantren tentang Kiai Anwar.
Pada awal berdirinya bangunan pesantren terbuat dari bilik bambu sederhana berbentuk seperti rumah panggung. Seiring berjalannya waktu, pesantren ini pun berkembang pesat. Kini Pesantren al-Anwar bahkan telah mendirikan lembaga formal tingkat sekolah menengah pertama (SMP). Saat ini pesantren dipimpin oleh generasi ketiga Kiai Anwar salah satunya yakni Kiai Fauzi Amin.