Sabtu 27 Jul 2019 14:46 WIB

Garuda Putus Kontrak dengan Vendor Penyediaan Wi-fi

Nilai kontrak ini sebesar 239 juta dolar AS dalam kurun waktu 15 tahun.

Rep: Novita Intan/ Red: Dwi Murdaningsih
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menyelenggarakan Paparan Kinerja di Kantor Pusat Garuda Soekarno Hatta, Tangerang, Jumat (26/7).
Foto: Republika/Novita Intan
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menyelenggarakan Paparan Kinerja di Kantor Pusat Garuda Soekarno Hatta, Tangerang, Jumat (26/7).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG-- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk telah memutuskan kontrak perjanjian dengan PT Mahata Aero Teknologi dalam penyediaan hiburan dalam penerbangan atau inflight entertainment. Adapun nilai kontrak ini sebesar 239 juta dolar AS dalam kurun waktu 15 tahun.

Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Garuda Indonesia Fuad Rizal mengatakan batalnya kerja sama ini setelah keluar surat rekomendasi dari pihak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait Laporan Keuangan 2018 yang memasukan piutang kontrak Mahata yang belum dibayarkan.

Baca Juga

“Ada beberapa hal yang memang tidak memenuhi syarat perjanjian. Maka dari itu, direkomendasikan oleh BPK untuk kami melakukan pembatalan,” ujarnya kepada wartawan di Kantor Garuda Indonesia, Tangerang, Sabtu (27/7).

Menurutnya Mahata saat itu baru membayar 6,8 juta dolar AS sedangkan sisanya sebesar 233,12 juta dolar AS dicatatkan sebagai piutang lainnya.

“Kami sudah batalkan kontrak senilai 239 juta dolar AS termasuk Citilink dan Sriwijaya termasuk adendum-adendum seluruh kontrak Garuda, Citilink dan Sriwijaya dibatalkan,” ucapnya.

Fuad menjelaskan masuknya piutang menjadi laba pada laporan keuangan 2018 karena ingin memperlihatkan kenaikan pendapatan pendukung atau ancillary revenue yang saat ini masih lima persen.

“Memang secara komposisi ancillary revenue masih jauh dari lima persen, sementara maskapai asing sudah 10 sampai 15 persen,” ucapnya.

Namun, Faud memastikan dari pembatalan kerja sama tersebut tidak menimbulkan kerugian yang signifikan pada maskapai berpelat merah itu.

"Yang sebenarnya, latar belakang kerja sama ini untuk mengejar accelerated revenue dari maskapai asing. Karena kalau di Garuda Indonesia layanan Wifi  kita berlakukan berbayar ke penumpang. Namun, dengan tawaran itu kan tidak berbayar alias gratis," ungkapnya.

Selain itu, Fuad menambahkan, Mahata menawarkan zero investment artinya Garuda tidak mengeluarkan dana sama sekali untuk memasang wifi dalam pesawat. Sementara itu, Wifi dalam pesawat Garuda saat itu masih berbayar melalui kontrak dengan Panasonic.

“Ada penawaran zero investment kenapa tidak, tujuannya untuk meningkatkan ancillary revenue. Wifi Garuda masih berbayar dan cukup mahal disuplai oleh Panasonic, sehingga kita charge ke pelanggan,” ujarnya.

Saat ini, Fuad mengatakan pihaknya membuka kerja sama dengan semua pihak yang berminat untuk meningkatkan pendapatan pendukung, terutama pemasangan wifi. Adapun Wifi pertama yang dipasang oleh Mahata, yakni di pesawat Citilink Indonesia pada 17 Januari 2019 dan perdana diterbangkan untuk rute Jakarta-Denpasar.

Pesawat yang dilengkapo wifi itu juga merupakan pesawat perdana yang terbang secara komesial ke Bandara Internasional Yogyakarta pada 6 Mei lalu. Sedangkan untuk saat ini, Citilink akan menyiapkan 15 pesawat yang dipasang, lima pesawat Garuda A330 yang akan dipasang dan sudah ditargetkan 10 pesawat 737 milik Garuda Indonesia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement