Ahad 28 Jul 2019 09:00 WIB

Polisi Rusia Tahan Lebih dari 1.000 Demonstran

Demonstran menuntut agar wakil dari oposisi bisa mencalonkan diri dalam pemilu lokal.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Rosguardia (Garda Nasional) berbicara saat demonstrasi meminta kandidat oposisi Rusia diikutkan dalam pemilihan parlemen September mendatang.
Foto: AP Photo/Pavel Golovkin
Tentara Rosguardia (Garda Nasional) berbicara saat demonstrasi meminta kandidat oposisi Rusia diikutkan dalam pemilihan parlemen September mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Polisi Rusia menangkap lebih dari 1.000 orang dalam aksi unjuk rasa di Moskow pada Sabtu (27/7). Penangkapan ini merupakan salah satu yang terbesar terhadap oposisi penantang kekuasaan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Dalam demonstrasinya, anggota oposisi menuntut agar diizinkan untuk mencalonkan diri dalam pemilihan lokal. Pihak berwenang telah menyatakan itu ilegal dan petugas berusaha untuk menghalangi partisipasi mereka.

Baca Juga

Nyanyian 'Rusia tanpa Putin' dan 'Putin mengundurkan diri' bergema di Moskow tengah. Para penjaga yang mengenakan pakaian anti huru hara, memukul mundur para demonstran dengan pentungan. Para pengunjuk rasa ditahan secara kasar.

Setidaknya seorang wanita dan satu pria menderita luka kepala yang serius.

Unjuk rasa pada Sabtu menunjukkan bagaimana para aktivis, terutama orang-orang muda tetap bertekad menuntut sistem politik Rusia yang lebih terbuka.

Pemimpin oposisi yang dipenjara, Alexei Navalny menyerukan protes untuk membujuk para pejabat agar mengizinkan kandidat oposisi maju dalam pemilihan 8 September.

Jajak pendapat di masa lalu telah menunjukkan dukungan untuk Navalny, seorang pengacara dan aktivis anti-korupsi. Para pendukung mencatat dia memenangkan hampir sepertiga suara dalam pemilihan Wali kota Moskow pada 2013.

Meski demikian peringkat persetujuan Putin masih tinggi di lebih dari 60 persen. Jumlah itu lebih rendah daripada yang biasanya terjadi, karena ketidakpuasan selama bertahun-tahun atas pemerintahan Putin.

Sementara Putin menghabiskan waktu pada Sabtu menyelam ke dasar Teluk Finlandia, dengan kapal selam mini. Ia menyelam untuk menghormati kapal selam Soviet yang tenggelam di sana dalam Perang Dunia Kedua.

Kelompok pemantau independen, OVD-Info menyatakan, polisi menahan setidaknya 1.067 orang sebelum atau pada protes Sabtu.

Salah satu dari mereka yang ditahan, Alexander Latyshev (45) mengatakan, bahwa dia datang dari wilayah Vladimir terdekat untuk membicarakan bisnis dengan seorang rekan dan ditahan secara acak.  "Saya hanya duduk di bangku (ketika mereka membawa saya)," katanya kepada Reuters di dalam bus polisi.

Polisi juga menggerebek sebuah kantor yang digunakan oleh pendukung Navalny untuk menyiarkan langsung protes tersebut. Di samping itu, TV Rain, stasiun independen yang meliput protes, mengatakan pemimpin redaksinya dipanggil untuk diinterogasi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement