Selasa 30 Jul 2019 09:00 WIB

Mengenal Kafe Al-Fishawy

Oustaz al-Fishawy mendirikan sejenis kedai kecil di Gang al-Khalili, Kairo.

Kafe Al-Fishawy
Foto: wordpress.com
Kafe Al-Fishawy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 250 tahun lalu, seorang pria Mesir bernama Oustaz al-Fishawy mendirikan sejenis kedai kecil di gang al-Khalili, distrik Khan, Kairo. Mulanya, tujuan utama al-Fishawy adalah menjamu t man-temannya sendiri yang sering berkunjung pada malam hari selepas shalat Maghrib.

Pertama kali hanya menyediakan kopi. Lama-kelamaan kumpulan orang yang datang untuk sekadar ngobrol ngalor ngidul di kedai al-Fishawy bertambah banyak, terutama akibat kabar dari mulut ke mulut warga Kairo mengenai tempat yang nyaman untuk pertemuan itu.

Lalu, akhirnya al-Fisha wy memperbesar kedainya menjadi sebuah kedai kopi resmi. Secara bertahap, dia menambahkan teh daun mint dan adas ke dalam daftar menunya. Menu lain adalah shi sha, rokok pipa dengan tabung air.

Banyaknya pilihan menu menguatkan kedai al- Fishawy sebagai tempat bertemu dan mengobrol paling ideal. Panambahan menu juga menandai kelahiran Qahwat al-Fishawy atau lebih di kenal dengan nama kafe Fishawy.

Kafe ini menjadi yang paling terkenal seantero wilayah Arab, mungkin hanya bisa disaingi oleh kafe al-Nawfara yang terletak di belakang Masjid Umayah, Da maskus, Suriah. Sebuah kafe yang usianya sepantar de ngan al-Fishawy. Kafe al-Fishawy masih mempertahankan interior khas masa lalu Mesir.

“Kami berbeda dengan kedai kopi lainnya. Kafe kami sangat kental dengan gaya Mesir. Hal itu bisa dilihat dari interior kami yang masih asli,” kata gene rasi ketujuh pemilik kafe, Akram al-Fishawy. Sampai saat ini belum berhasil terlacak asal mula keluarga al- Fishawy.

Al-Fishawy terletak di sudut sempit, namun sangat strategis. Kafe ini berdiri di pusat daerah Kairo. Berbagai bangunan bersejarah yang ka ya dengan seni arsitektur Islam berdiri di sekitar kafe.

Salah satunya adalah pasar dari abad ke-14 yang bentuk nya menyerupai labirin, al- Khalili Khan. Selain itu juga ada masjid populer al-Husain bin 'Ali. Tempat berdirinya masjid dikatakan sebagai lo kasi penguburan salah satu cucu Nabi Muhammad itu.

Tidak jauh dari kafe ada Universitas al-Azhar yang sering diklaim sebagai universitas tertua di dunia, didirikan le bih dari seribu tahun lampau oleh Dinasti Fatimiyah yang beraliran syiah. Lokasi ini menjadi daya dukung utama al-Fishawy.

Dengan lokasi strategis, tidak heran al-Fishawy menjadi tempat bertemu paling populer. Namun, tidak hanya itu, selama lebih dari dua abad lokasi ini menjadi favorit seniman, musisi, mahasiswa, dan kaum intelektual Mesir.

Mereka umumnya menyukai suasana hangat dan nyaman kafe. Hal ini terlihat dari tu lisan kesan pengunjung dalam daftar tamu kafe. “Salam cinta saya untuk rumah tercinta al-Fishawy,” tulis salah satu pengunjung.

sumber : Mozaik Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement