REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain kopi, teh menjadi minuman paling populer di Fishawy. Seperti kebanyakan di dunia Arab, teh disajikan dalam teko dan dua cangkir dari bahan enamel dilengkapi semangkuk gula, daun na’na’ segar, atau daun mint.
Untuk kopi disajikan dalam wadah tradisional Arab yang disebut kanakah. Wadah ini bergalur, bergagang panjang seperti panci tembaga. Di sampingnya ada wadah untuk gula. Menu favorit lainnya adalah kue tart yang disebut karkaday. Tart ini berwarna merah seperti kembang sepatu. Tart ini dilengkapi adas manis dan limun segar.
Selain itu, masih ada minuman sahlab yang populer di musim dingin. Minuman panas ini terbuat dari gandum dengan krim tebal di atasnya. Minuman ini diberi topping kacang dan kismis. Untuk para sosialita, shisha menjadi pilihan. Pada malam hari, sebanyak 400 mangkuk berisi temabakau aromatik disiapkan di dapur al-Fisha wy. Tembakau ini dibuat leng ket dengan molase dan di beri penyedap beraroma apel.
Sebagian besar meja marmer al-Fishawy yang kecil dan bulat retak bagian atasnya. Bagian yang retak disa tukan kembali dengan alu m inium. Akibatnya, meja terlihat sama tua dengan bangunan kedai al-Fishawy.
Mereka juga mempunyai lukisan cat minyak yang besar. Lukisan itu diberi pernis coklat tua. Sebuah cermin berbingkai emas dengan motif ara besque tergantung di ruang an. Beberapa dihias dengan mutiara.
Dinding kedai dicat war na kuning redup. Penataan ini menambah ke san vintage al-Fishawy, menjadikannya semakin terkenal dan dika gumi pengunjung. “Saya hanya tahu Fishawy adalah tempat yang layak dikunjungi. Namun, tidak tahu bagai mana sejarahnya,” kata Ahmed Mudara, seorang insinyur asal Suriah yang be kerja di Kairo.