Rabu 31 Jul 2019 12:57 WIB

Zulhas: PAN tak Terbiasa Meminta-minta Jabatan

Zul mengaku hanya akan mendukung kebijakan pemerintah yang baik buat bangsa.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua MPR Zulkifli Hasan  (tengah) didampingi wakil ketua MPR E.E Mangindaan (kiri) dan Hidayat Nur Wahid  memberikan keterangan kepada media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/7).
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Ketua MPR Zulkifli Hasan (tengah) didampingi wakil ketua MPR E.E Mangindaan (kiri) dan Hidayat Nur Wahid memberikan keterangan kepada media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengatakan, PAN tidak akan meminta-minta jabatan di pemerintahan.

Zulkifli menyebut PAN akan mendukung kebijakan pemerintah ke depan yang pro kepada rakyat walau posisi mereka tidak berada di dalam pemerintahan.

Baca Juga

"Saya tegaskan, PAN tidak biasa meminta-minta (jabatan). PAN memberikan dukungan tidak pakai syarat-syarat," kata Zulkfili di Padang, Rabu (31/7).

Ketua MPR RI itu menjelaskan, sikap PAN tidak berada di dalam koalisi pemerintahan. Namun PAN juga belum mengambil sikap sebagai oposisi. Zul hanya menyebut PAN hanya akan mendukung kebijakan pemerintah yang baik buat bangsa.

Sejak semua tahapan Pemilu berakhir, arah politik PAN memang masih belum jelas. Di berbagai kesempatan, Zulhas menyebut PAN memberikan dukungan tanpa syarat kepada pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

 

Sementara Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais pernah mewanti-wanti agar partai yang ia dirikan sejak era reformasi itu tidak masuk lagi ke koalisi pendukung pemerintahan Jokowi.

Amien ingin PAN berada di jalur oposisi. Karena menurut Amien aneh partai yang berseberangan saat Pemilu sekarang malah masuk ke gerbong pemerintah begitu Pemilu selesai.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement