Kamis 01 Aug 2019 08:31 WIB

Hindari Stres pada Hewan Kurban Supaya Daging Lebih Enak

Stres pada hewan kurban juga menyebabkan hewan mengamuk dan sulit disembelih.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Friska Yolanda
Pemantauan Kesehatan Hewan Kurban. Petugas Dinas dan Pangan Kota Yogyakarta memeriksa kesehatan hewan kurban di Yogyakarta, Rabu (31/7/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Pemantauan Kesehatan Hewan Kurban. Petugas Dinas dan Pangan Kota Yogyakarta memeriksa kesehatan hewan kurban di Yogyakarta, Rabu (31/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Panitia kurban memiliki tugas penting menjaga hewan tidak dalam kondisi stres. Hal itu penting dilakukan untuk menghasilkan kualitas daging hewan kurban tetap enak dan tidak cepat membusuk.

Direktur Halal Research Centre Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), Nanung Danar Dono menyarankan, panitia harus bisa mengusahakan suasana tidak dibuat terlalu ramai. "Jika stres hewan bisa kalap dan ngamuk," kata Nanung saat mengisi pelatihan penyembelihan hewan dan penanganan daging kurban yang higienis di Fakultas Peternakan UGM, Rabu (30/7).

Baca Juga

Ia menilai, hewan sebaiknya dipisahkan dari rekan-rekannya sebelum dipotong agar tidak pula mencium bau amis darah. Kondisi itu dapat diatur panitia agar menghindari hewan kurban dari stres.

Nanung menekankan, hewan kurban tidak boleh melihat hewan yang lain dikuliti. Sebab, jika melihat genangan darah, bau amis darah hewan itu bisa mengakibatkan hewan menjadi tambah stres.

Untuk itu, perlu dipahami ciri-ciri hewan yang mulai mengalami stres. Mulai dari menggerakkan ekornya karena kelakuan itu menandakan hewan tersebut mulai gelisah. 

photo
Seekor sapi mengamuk dan menyeruduk petugas panitia hewan kurban.

Selain itu, sebelum dipotong, Nanung menyarankan hewan dapat pula dipuasakan selama kurang lebih 12 jam. Sehingga, proses penyembelihan menjadi lebih mudah. 

"Pemuasaan sangat efektif agar hewan kurban tidak agresif," ujar Nanung.

Kemudian, ketika penyembelihan berlangsung, sebaiknya penyembelih bisa memotong tiga saluran leher bagian depan di bawah jakun. Mulai saluran nafas, saluran makanan dan saluran pembuluh darah.

Sedangkan, untuk proses penyembelihannya diusahakan jangan sampai memutus saluran sumsum tulang belakang. Nanung berpendapat, saluran itu penting untuk pemompaan darah agar cepat ke luar.

"Bila terputus, darah akan banyak menumpuk, sehingga daging lebih mudah membusuk," kata Nanung.

Peneliti teknologi daging higienis Fakultas Peternakan UGM, Rusman menuturkan, penting memahami prosedur pemotongan hewan. Proses yang benar bisa menghasilkan daging aman, sehat, utuh dan higienis.

Senada, Rusman mengatakan, hewan yang stres saat dan sebelum proses penyembelihan akan menghasilkan daging yang kurang enak. Bahkan, kondisi itu bisa dilihat dari warna daging setelah dipotong-potong.

"Sebab, warna dagingnya agak gelap dan pucat," ujar Rusman. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement