Jumat 02 Aug 2019 06:29 WIB

Ratusan Ribu Warga China Jadi Pekerja Jastip di Australia

Jastip menjadi bisnis populer bagi warga China di Australia.

Red:
abc news
abc news

Mulai dari orangtua yang geram karena kehabisan susu formula bayinya hingga tentara yang mengangkut karton-karton produk Australia ini ke atas kapal perang China. Begitulah gambaran suatu fenomena perdagangan yang kini semakin marak: jasa titip (jastip) produk-produk Australia yang dilakukan warga China.

 

Orang ini bernama Angela Zhang - salah satu dari lebih setengah juta mahasiswa internasional asal China yang sedang menuntut ilmu di Australia.

Dia bisa membiayai uang kuliah, sewa tempat tinggal dan biaya hidupnya dengan membeli produk buatan Australia lalu mengirimkannya ke China.

Angela menghabiskan 15 jam sehari menerima pesanan dari ribuan followernya di media sosial China WeChat - yang berada di luar jangkauan pihak berwenang Australia.

Dia mengaku bisa bekerja dimana saja, kapan saja.

"Pengalaman pertamaku ketika saya sedang liburan Natal dan salah satu teman baikku meminta saya mengiriminya beberapa produk Australia berkualitas tinggi dan terkenal," katanya.

"Empat bulan kemudian saya sudah berhenti dari pekerjaan sebelumnya dan melakukan jastip sepenuhnya, karena menyadari ini dapat menopang kehidupan saya di Australia serta jauh lebih fleksibel."

Angela adalah salah satu dari sekitar 150.000 "daigou" - istilah China yang merujuk pada praktek "jasa titip" - yang bekerja di Australia.

 

 

 

 

Pada tahun 2008, China diguncang skandal susu formula yang menyebabkan sekitar 300.000 bayi menderita sakit, enam di antaranya meninggal. Akibatnya, kepercayaan konsumen terhadap produk susu formula buatan China sampai sekarang tak pernah pulih kembali.

Krisis itu memicu fenomena "jastip" di Australia, yaitu menitip pembelian ke orang lain untuk dikirim ke China. Berulang-ulang para orangtua di Australia melontarkan kekesalan mereka karena terjadinya kekurangan pasokan susu formula. Selain itu, "jastip" ini telah mempengaruhi harga saham produk-produk yang menjadi merk pilihan mereka.

Ketika kelas menengah China tumbuh selama dekade terakhir, begitu pula selera mereka atas produk Australia. Permintaan ini pun dilayani oleh mahasiswa internasional dan para pendatang baru.

Akibatnya, bisnis "jastip" meledak dari segelintir pembeli pribadi yang hanya bermodalkan keranjang belanja menjadi bisnis jalur belakang bernilai multi-miliar dolar yang melibatkan layanan ritel, pemasaran, dan logistik di seluruh Australia.

 

 

 

Ada sekitar 1.000 toko khusus China dan perusahaan logistik di Australia yang sekarang terlibat berbisnis besar-besaran penanganan ritel dan pengirimannya.

 

"Orangtuaku menganggap bekerja di kantor dengan penghasilan tetap merupakan standar pekerjaan yang layak," kata Yaqiong Hu Yaqiong, lulusan Universitas Melbourne yang kini bekerja "jastip".

"Ketika mereka tahu pendapatan saya melebihi pekerjaan kantoran, mereka pun melihatnya sebagai suatu karier."

Meskipun industri "jastip" didorong oleh krisis formula bayi, namun kini telah meluas dan mencakup sejumlah besar produk Australia, mulai dari kosmetik, pakaian, makanan, anggur, vitamin, hingga mainan. Apa pun yang diinginkan pembeli.

Kini, bisnis "jastip" sedang bergerak penuh, dan mereka yang terlibat di dalamnya mengatakan sekitar setengah juta paket dikirim ke China setiap minggu.

Beginilah salah satu pesanan Angela bergerak dari rak-rak toko di kota Melbourne ke sebuah keluarga di kota Hangzhou, China.

 

 

Angela menerima pesanan dan menyerahkan barang atau pesanan yang belum dipaket toko khusus untuk diproses.

Toko-toko khusus ini tersebar di seluruh Australia dan menyalurkan pesanan harian ke perusahaan logistik.

Beberapa perusahaan logistik "jastip" memiliki gudang skala industri di dekat bandara-bandara Australia untuk memfasilitasi pemrosesan.

EWE Global Express misalnya memproses ribuan paket melalui gudang di daerah Moorabbin, Melbourne, setiap hari.

Paket diterbangkan 7.500 km melintasi Asia Tenggara ke pusat-pusat perdagangan utama China, tergantung provinsi mana yang dituju.

Paket Angela dikirim ke Zona Perdagangan Bebas Shanghai untuk diproses pendistribusiannya di provinsi Zhejiang.

Dari sana, layanan pos China mengambilalih distribusi ke pelanggan "jastip" di seluruh negeri itu.

Paket dari Angela ini dikirim ke kediaman keluarga Shen di kota Hangzhou, di China selatan.

 

 

Anna Shen yang berusia empat tahun diberi asupan susu formula Australia sejak dia lahir.

Paket biasa mungkin termasuk susu formula A2 dan vitamin Swisse dan Blackmores, selain produk Australia lainnya.

Seperti orangtua lainnya, keluarga Shens hanya menginginkan produk terbaik untuk putri mereka.

"Sangat mudah membeli melalui jastip karena mereka bisa mendapatkan kami produk yang tak dijual pada platform e-commerce besar," katanya.

"Tapi terutama karena melalui jastip kita membelinya dengan bantuan teman yang kita percayai."

'Perusahaan Anda harus merangkul mereka'

Meski jastip sudah jadi fenomena global, namun Australia menjadi studi kasus dalam skala dan kecanggihan operasinya.

Hampir mustahil menyebutkan angka pasti nilai perdagangan "jastip", tapi yang pasti ini merupakan bisnis yang besar.

Banyak perusahaan publik di Australia sangat bergantung pada penjualan "jastip" sehingga mereka pun dikenal karena kemampuannya menjatuhkan harga saham sebuah perusahaan dalam semalam.

Pejabat CEO Blackmores, Marcus Blackmore, kepada ABC menjelaskan "jastip" mencakup 25 persen dari bisnisnya.

Tetapi analis memperkirakan bahwa "jastip" mencapai 60 persen dari banyak bisnis produk, sementara AuMake, perusahaan khusus "jastip yang terdaftar, menjelaskan kepada ABC bahwa pasar "jastip" di Australia bernilai setidaknya 2,5 miliar dolar.

 

 

ABC memeriksa laporan keuangan produk-produk utama - A2, Bellamy's, Blackmores, Bubs - dan meski laporan ini penuh referensi "saluran jastip" dan "saluran China" tapi tak ada yang spesifik menjelaskan bagaimana para "jastip" terlibat atau digunakan.

Semua perusahaan menolak permintaan wawancara soal rincian laporan keuangan, meski sebagian mengatakan mereka sendiri sebenarnya tidak tahu pasti.

Sebagian karena dalam model "jastip", hampir tidak mungkin memisahkan penjualan domestik versus internasional jika produk dibeli secara lokal dan dikirimkan secara pribadi. Ketidakjelasan ini memicu kontroversi mengenai apakah penjualan domestik benar-benar melayani warga Australia.

Jika China adalah bisnis besar, mengapa perusahaan-perusahaan Australia tidak meningkatkan kuota penjualan internasionalnya dan menjual langsung ke China? Ternyata tidak semudah itu.

 

 

Perusahaan yang berpikir dapat menyiasati "jastip" dengan memotong biaya atau menjual langsung ke China mendapati diri mereka dalam posisi mengenaskan.

"Bellamy's cukup baik dalam saluran jastip, jadi mereka pikir, tak apa-apa, kita bisa mengambilalih ini dan menjual langsung ke China, karena jelas semua orang di sana menginginkan produk kami," kata Prof Stuart Orr, pakar manajemen bisnis.

"Tapi mereka ternyata salah paham."

Itu karena kunci fenomena "jastip" bukan hanya terletak pada kualitas produk Australia, melainkan bagaimana para "jastip" memasarkannya.

 

Para "jastip" memiliki hubungan langsung dan kepercayaan pribadi dengan klien di China yang tak dimiliki perusahaan Australia.

Misalnya, dengan membuat blog dan menyiarkan langsung layanannya melalui WeChat, Yaqiong Hu dapat memberikan layanan pra dan purna jual yang dipersonalisasi.

Terkadang puluhan ribu orang di China menonton tayangan tersebut.

Ini bukti bahwa "jastip" membeli produk dari pengecer Australia - tetapi bagi produsen, ini adalah pemasaran yang luar biasa.

"Kami sangat bergantung pada jastip di Australia," kata Blackmore kepada ABC.

"Mereka telah menunjukkan kepada kami bahwa mereka berbuat banyak dalam pemasaran dan penjualan produk kami di China."

Dalam sebuah acara "jastip" baru-baru ini di Melbourne, CFO Blackmores Aaron Canning mengatakan, "jastip" adalah "jaringan penjualan, orang, duta besar dan influencer terbesar di Australia".

"Tidak peduli seberapa besar atau kecil perusahaan Anda, Anda harus merangkul mereka," katanya.

Celah pajak, WeChat, dan masa depan jastip

Sejak akhir tahun lalu, industri "jastip" berusaha mengubah citra sebagai perusahaan Cross-Border E-Commerce (CBEC) untuk menepis reputasinya sebagai saluran tak resmi dan tidak diatur.

Di bawah CBEC - yang mengacu pada semua perdagangan internasional digital seperti yang dilakukan di eBay dan Amazon - "jastip" berharap bisa mengikat seluruh jaringan pembeli individu, toko khusus, distributor, dan perusahaan logistik sebagai satu entitas yang bekerja bersama saling menguntungkan.

Tapi meski fenomena "jastip" terus tumbuh, sejumlah pertanyaan tetap ada: seperti apakah jalur belakang yang menguntungkan ini menciptakan celah pajak, apakah bertanggung jawab bila perusahaan mengandalkan strategi pemasaran yang tidak dapat mereka kendalikan.

 

Kantor Pajak Australia menjelaskan kepada ABC meski "tidak ada aturan perpajakan khusus" untuk bisnis "jastip", diharapkan mereka akan memenuhi kewajiban pajak penghasilan dan pertambahan nilai, seraya menambahkan "beberapa pelaku jastip mungkin mendaftarkan kegiatan bisnisnya secara keliru" .

Angela membayar GST sama seperti konsumen Australia lainnya. Dia mengatakan penghasilannya disetorkan ke rekening bank China dan dikenakan pajak oleh Beijing. Namun, masih abu-abu, apakah kegiatan "jastip" harus diklasifikasikan sebagai penghasilan kena pajak di Australia atau tidak.

Fakta bahwa banyak transaksi "jastip" terjadi pada aplikasi media sosial seperti WeChat dan secara langsung ditautkan ke rekening bank China, berarti banyak operasi terjadi di luar radar Pemerintah Australia, sehingga sulit untuk ditindaki.

Pada saat yang sama, menggunakan saluran "jastip" secara efektif memungkinkan perusahaan untuk menjual ke China dan mencatatnya sebagai perdagangan domestik karena produk dibeli di Australia. Hal ini pada gilirannya, memungkinkan pelanggan di China untuk membeli produk-produk Australia yang bebas pajak.

"Apakah mereka memenuhi tanggung jawab tata kelola perusahaan, saya rasa tidak," kata Profesor Orr.

"Saya pikir mereka membiarkannya terjadi. Di situlah sebenarnya letak masalahnya."

Namun terlepas dari masalah ini, perusahaan Australia yang mendapat manfaat dari "jastip" terus berharap untuk secara efektif memanfaatkan industri yang menguntungkan ini.

Contohnya pada minggu ini, Bubs Australia mengumumkan "pertumbuhan pesat segmen perusahaan jastip" berkontribusi pada penjualan domestik mereka, lebih dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Namun, Bubs menolak mengungkapkan angka pastinya kepada ABC

"Kemampuan platform rute-ke-pasar China kami meningkat signifikan melalui kemitraan strategis baru dengan Beingmate, Alibaba dan Kidswant," kata CEO Bubs Kristy Carr dalam sebuah laporan.

 

 

Bahkan Australia Post - yang dipimpin mantan CEO Blackmores Christine Holgate - bergabung dengan membuka beberapa toko China Direct selama setahun terakhir, yang penuh barang bebas bea yang hanya dapat dikirim langsung ke China.

Perusahaan itu serta Holgate menolak menjelaskan strategi "jastip" mereka, tetapi dalam sebuah pernyataan mengatakan konsep ini adalah percobaan yang bertujuan memanfaatkan pasar "jastip" 320 juta dolar.

Karena Australia Post milik pemerintah, ABC meminta Kementerian Keuangan dan Komunikasi untuk berkomentar tentang bagaimana toko China Direct terkait dengan fungsi utamanya dalam menyediakan layanan pos untuk warga Australia.

"Fungsi anak perusahaan Australia Post adalah menjalankan - di luar Australia - setiap bisnis atau kegiatan yang berkaitan dengan layanan pos atau bisnis apa pun yang terkait dengan fungsi utama dan anak perusahaannya," kata juru bicara Menteri Keuangan.

"Australia Post memiliki fleksibilitas dan keleluasaan dalam keputusan operasional dan komersialnya dalam parameter UU Australian Postal Corporation 1989."

"Toko-toko ini beroperasi di pasar ritel yang sangat kompetitif dan angka penjualan serta volume parsel bersifat komersial secara rahasia."

 

China sendiri berusaha keras membangun kembali kepercayaan pasarnya terhadap produk yang diproduksi dalam negeri untuk menghilangkan ketergantungan pada impor. Tujuannya, meningkatkan produksi susu formula lokal hingga 60 persen lebih - susu dalam negeri dan susu balita menyumbang 43,7 persen dari pasar China pada 2018.

Beijing juga menerapkan UU e-commerce untuk memastikan "jastip" profesional terdaftar sebagai perusahaan dan membayar pajak atas produk yang mereka impor. Ada laporan beberapa operator "jastip" kecil telah keluar dari pasar, tetapi UU tersebut relatif terbatas efeknya pada perdagangan di platform seperti WeChat.

"UU ini akan menangkap beberapa orang, menghasilkan pendapatan," kata Profesor Orr.

"Tapi tidak akan meredam siapa pun yang serius ingin melanjutkan perdagangan ini."

Sementara itu, fenomena ini terus memicu kegilaan sehingga ketika kapal perang China berlabuh di Sydney Harbour tahun ini, beberapa media melaporkan itu adalah misi diam-diam untuk mengumpulkan susu formula setelah personel militer terlihat memuat kotak-kotak produk ke kapal perang itu.

Apakah industri miliaran dolar ini dapat atau akan berasimilasi ke dalam ekonomi utama, tidaklah jelas. Tapi untuk saat ini, industri "jastip" tidak menunjukkan tanda-tanda perlambatan.

Saksikan episode 'China Watch 3: The Daigou Channel' di YouTube.

 

Kredit

 

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement