REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mencela keputusan Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi kepada Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif. Menurutnya, apa yang dilakukan AS bersifat kekanak-kanakan.
“Mereka (AS) melakukan hal yang kekanak-kanakan sekarang. Mungkin tidak ada cara yang lebih baik menggambarkan (sanksi) tersebut, kecuali kenakan-kanakan,” kata Rouhani dalam pidato yang disiarkan stasiun televisi Iran, Kamis (1/8).
Sanksi tersebut kian membuat Iran ragu atas niat AS melakukan pembicaraan dengannya. “Mereka (AS) mengklaim setiap hari, ‘kami ingin bicara, tanpa prasyarat’, dan kemudian mereka memberikan sanksi kepada menteri luar negeri,” ujar Rouhani.
Menurut Rouhani, sanksi terhadap Zarif merupakan bentuk ketakutan AS atas kepiawaiannya berdiplomasi, termasuk saat memberi keterangan kepada media. “Mereka takut dengan wawancara menteri luar negeri kami,” kata dia merujuk pada rekaman wawancara Zarif dengan media asing saat mengunjungi pertemuan PBB di New York beberapa waktu lalu.
“Sangat jelas pilar-pilar Gedung Putih telah diguncang oleh kata-kata dan logika dari individu yang berpengetahuan, berbakti, dan diplomatik,” ujar Rouhani.
AS menjatuhkan sanksi kepada Zarif karena dia dianggap sebagai juru bicara Iran di seluruh dunia. Menurut Washington, dia mengimplementasikan agenda sembrono pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Seorang pejabat AS menyebut Zarif lebih mirip berperan sebagai menteri propaganda dibandingkan menteri luar negeri.
Sanksi terhadap Zarif mencakup pemblokiran semua properti dan kepentingannya di AS. Zarif pun menanggapi sanksi terhadap dirinya secara santai. “Sanksi itu tidak berpengaruh pada saya atau keluarga saya karena saya tidak memiliki properti atau kepentingan di luar Iran,” ujarnya lewat akun Twitter pribadinya.