Kamis 01 Aug 2019 16:03 WIB

Iran: AS Bersikap Kekanak-kanakan

Sanksi terhadap Menlu Iran wujud ketakutan AS atas kepiawaian diplomasi Zarif.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif (tengah).
Foto: Jason Reed/Poo Photo via AP
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mencela keputusan Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi kepada Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif. Menurutnya, apa yang dilakukan AS bersifat kekanak-kanakan.

“Mereka (AS) melakukan hal yang kekanak-kanakan sekarang. Mungkin tidak ada cara yang lebih baik menggambarkan (sanksi) tersebut, kecuali kenakan-kanakan,” kata Rouhani dalam pidato yang disiarkan stasiun televisi Iran, Kamis (1/8).

Baca Juga

Sanksi tersebut kian membuat Iran ragu atas niat AS melakukan pembicaraan dengannya. “Mereka (AS) mengklaim setiap hari, ‘kami ingin bicara, tanpa prasyarat’, dan kemudian mereka memberikan sanksi kepada menteri luar negeri,” ujar Rouhani.

Menurut Rouhani, sanksi terhadap Zarif merupakan bentuk ketakutan AS atas kepiawaiannya berdiplomasi, termasuk saat memberi keterangan kepada media. “Mereka takut dengan wawancara menteri luar negeri kami,” kata dia merujuk pada rekaman wawancara Zarif dengan media asing saat mengunjungi pertemuan PBB di New York beberapa waktu lalu.

“Sangat jelas pilar-pilar Gedung Putih telah diguncang oleh kata-kata dan logika dari individu yang berpengetahuan, berbakti, dan diplomatik,” ujar Rouhani.

AS menjatuhkan sanksi kepada Zarif karena dia dianggap sebagai juru bicara Iran di seluruh dunia. Menurut Washington, dia mengimplementasikan agenda sembrono pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Seorang pejabat AS menyebut Zarif lebih mirip berperan sebagai menteri propaganda dibandingkan menteri luar negeri.

Sanksi terhadap Zarif mencakup pemblokiran semua properti dan kepentingannya di AS. Zarif pun menanggapi sanksi terhadap dirinya secara santai. “Sanksi itu tidak berpengaruh pada saya atau keluarga saya karena saya tidak memiliki properti atau kepentingan di luar Iran,” ujarnya lewat akun Twitter pribadinya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement