REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Setelah lebih dari 16 tahun terbengkalai, Pasar SMEP akhirnya dibangun kembali oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung. Pasar SMEP adalah salah satu pasar tradisional yang bersejarah di kota berjuluk “Tapis Berseri” itu.
Berdasarkan pemantauan, Kamis (1/8), proyek pembangunan Pasar SMEP mulai mengerjakan tiang-tiang penyanggah untuk pondasi. Sejumlah pedagang yang berdekatan di kawasan proyek dipindah sementara. Sedangkan arus kendaraan yang melintas di wilayah pasar kerap membuat arus kendaraan macet.
Wali Kota Bandar Lampung Herman HN saat meninjau pembangunan Pasar SMEP menargetkan pembangunan selesai pada Desember 2019. Untuk itu, ia berharap dapat dikerjakan siang dan malam, agar pengerjaannya rampung pada tahun ini. “Diharapkan selesai pada akhir tahun ini,” katanya, Kamis (1/8).
Herman berharap pedagang yang sebelumnya menempati pasar tradisional tersebut, dapat diseleksi kembali untuk dapat menempati gedung pasar yang baru. Menurut dia, sebanyak 700 pedagang yang sempat pindah akan didata ulang kembali agar bisa diprioritaskan menempatkan kios pasar nantinya.
Pedagang eks Pasar SMEP menyambut gembira dibangunnya lagi Pasar SMEP. Selama ini, ratusan pedagang yang dipindahkan tidak jelas berdagang karena tidak ada relokasi tempat berdagang. Pedagang banyak memilih berdagang dengan Pasar Pasir Gintung atau juga di depan Pasar Bambu Kuning.
“Pedagang Pasar SMEP dulu tidak jelas sudah pisah-pisah berdagangnya. Kami tidak punya tempat penampungan sementara waktu itu,” kata Iwan, pedagang barang kebutuhan dapur rumah tangga.
Ia menyambut gembira wali kota membangun lagi Pasar SMEP. Namun, menurut dia, pedagang yang pernah menempati kios pasar tersebut lebih diutamakan dan harga kios atau toko yang ada disesuai dengan kondisi pedagang yang selama ini kesulitan berdagang.
Proyek pembangunan Pasar SMEP modern mulai dicetuskan pada 2003. Pembangunan Pasar SMEP awalnya berkonsep cukup megah, dengan konsep seperti mal dan hotel. Saat ini, pasar tersebut dirancang ulang dengan kemampuan keuangan yang ada.
Proyek tersebut awalnya dikerjakan pihak ketiga PT Prabu Artha milik Ferry Sulistyo. Rencananya, pasar itu akan kian modern dan berlantai delapan.
Proyek dimulai dengan merubuhkan bangunan lama dan menggali tanah sedalam lebih dari lima meter untuk area basement. Akan tetapi, proyek belum tuntas, bos PT Prabu Artha sudah kabur. Pasar tradisional bersejarah tersebut pun telah dirubuhkan, padahal pemilik kios telah membayar uang muka untuk kios baru yang justru tak jelas nasibnya.
Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bandar Lampung akan melanjutkan proyek pembangunan Pasar SMEP menggunakan dana APBD. Rancang bangun pasar yang sebelumnya berwujud pasar modern dan mal, serta ada hotelnya, kini diganti menjadi dua lantai. Pengerjaannya dilakukan secara bertahap.
Kabid Cipta Marga Dinas PU Bandar Lampung Supardi mengatatakan pembangunan Pasar SMEP akan dikerjakan dengan dua tahap. Tahap pertama perencanaan yang dimulai tahun ini, sedangkan tahap kedua pembangunan mulai tahun depan.
Ia mengatakan rancang bangun pasar yang dibangun pihak ketiga dengan delapan lantai, akan diganti menjadi dua lantai. Diantaranya, lantai basement, lantai dasar, dan lantai dua. Rencananya, pasar SMEP tersebut akan menampung sekitar 450 kios pedagang eks pasar sebelumnya.